Beralihnya kondisi menjadi new normal era setelah masuknya covid-19 di Indonesia, menjadikan kondisi dalam kehidupan sehari-hari juga berbalik 360 derajat, seperti halnya dari yang semula pemakaian masker hanya pada beberapa kondisi saja, sekarang masker menjadi salah satu hal wajib yang tidak jauh dari kehidupan manusia di seluruh dunia saat pandemi ini.Â
Tidak hanya itu, beberapa kegiatan juga terkena dampaknya, contoh halnya dalam Bidang Pendidikan yakni sekolah yang sekarang harus dilakukan secara Daring, hal tersebut adalah upaya Pemerintah untuk mengurangi dan memutus rantai penyebaran covid-19.
Akan tetapi, pelaksanaan Daring tersebut juga terjadi beberapa kendala yang dialami oleh sebagian siswa, seperti halnya kendala yang dialami oleh siswa-siswa SMP di Desa Cepiring, Kab. Kendal yakni sulitnya untuk memahami materi Matematika melalui materi yang hanya dibagikan melalui Platform pembelajaran sekolah Daring, ditambah stigma masyarakat mengenai Matematika adalah ilmu yang dirasa sulit dipahami.
Melihat kondisi yang dialami oleh siswa-siswa SMP tersebut, seorang Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang 2021 bernama Nur Hidayatun Naimah asal Desa Cepiring, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal berinisitaif mengembangkan Aplikasi Berbasis Android yang berisi materi singkat untuk pembelajaran Daring siswa SMP.
Melalui kegiatan KKN, Ia merancang program kerja Pendampingan Belajar secara gratis dengan menggunakan Aplikasi Android yang dikembangkannya.Â
Aplikasi tersebut diberi nama "MatematikAsyik", pemberian nama tersebut bertujuan untuk mengubah stigma masyarakat mengenai Matematika adalah ilmu yang sulit.
Berbekal dari ilmu yang didapat selama kuliah di program studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang, Mahasiswa yang memiliki panggilan akrab Naimah ini mengembangkan Aplikasi Android "MatematikAsyik" secara sederhana, sehingga dapat efektif dan efisien ketika digunakan oleh siswa-siswa SMP.
"Aplikasi MatematikAsyik ini saya kembangkan melalui MIT App Inventor dan saya rancang pada bagian desain atau tampilannya semenarik mungkin untuk siswa SMP sehingga jika digunakan untuk belajar kapanpun tidak membuat bosan", tutur Naimah, Senin (1/2).
Aplikasi tersebut dibekali materi-materi singkat mengenai Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), video penjelasan materi, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, Quiz untuk menguji kemampuan siswa. Selain itu, Aplikasi tersebut juga sudah dibekali dengan Web Browser Google jika nantinya siswa membutuhkan informasi tambahan materi.
Mahasiswa asal Program Studi Pendidikan Matematika tersebut menuturkan alasan mengembangkan Aplikasi Android "MatematikAsyik" yang berisi materi SPLDV karena masih sulitnya siswa-siswa SMP dalam memahami konsep materi metode eliminasi, substitusi, dan gabungan yang didapat saat pembelajaran daring, sehingga membuat ia inisiatif memberikan pendampingan belajar yang dirancang dengan konsep campur tangan teknologi.
"Aplikasi tersebut saya rancang berbasis Android, karena tingginya penggunaan smartphone tersebut selama masa Pandemi ini, jadi tidak ada salahnya juga melibatkan teknologi sekaligus untuk mengenalkan kepada siswa-siswa SMP peran teknologi dalam Bidang Pendidikan untuk pembelajaran", jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Aplikasi Android "MatematikAsyik" yang dirancangnya memiliki ukuran yang kecil, yakni 12,9 MB dan dapat digunakan untuk smartphone  yang memiliki spesifikasi rendah maupun tinggi dengan kapasitas penyimpanan memori yang mendukung. Selain itu, aplikasi tersebut bisa digunakan tanpa data selular.
Dalam kegiatan KKN ini, ia mengadakan bimbingan belajar dengan mengikuti protokol kesehatan. Sebelumnya orang tua para siswa dimintai persetujuan perihal diadakannya pendampingan belajar. "Konsep yang saya rancang dalam pendampingan belajar ini yakni belajar dan melibatkan teknologi sebagai media pembelajaran", ucapnya.
Naimah berharap, langkah yang ia lakukan bisa menjadi inspirasi atau motivasi untuk tetap mendampingi anak-anak dalam belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Pendampingan tersebut dilaksanakan setiap dua minggu sekali di Desa Cepiring RT 001/ RW 002. Dalam kegiatan KKN ini ada beberapa bidang yang dijalankan, diantaranya yakni bidang pencegahan Covid-19, Pendidikan, Kesehatan Masyarakat, dan Lingkungan.
Mahasiswa Pendidikan Matematika asal Desa Cepiring tersebut juga mengungkapkan bahwa, KKN kali ini memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Sehingga, dalam menjalankan program kerja harus dilaksanakan secara maksimal dengan memberikan yang terbaik.
"Mahasiswa KKN juga diharapkan dapat memberikan perubahan pola kehidupan kepada masyarakat menanggapi perihal protokol kesehatan selama masa pandemi ini", tuturnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H