Ia juga menambahkan bahwa Aplikasi Android "MatematikAsyik" yang dirancangnya memiliki ukuran yang kecil, yakni 12,9 MB dan dapat digunakan untuk smartphone  yang memiliki spesifikasi rendah maupun tinggi dengan kapasitas penyimpanan memori yang mendukung. Selain itu, aplikasi tersebut bisa digunakan tanpa data selular.
Dalam kegiatan KKN ini, ia mengadakan bimbingan belajar dengan mengikuti protokol kesehatan. Sebelumnya orang tua para siswa dimintai persetujuan perihal diadakannya pendampingan belajar. "Konsep yang saya rancang dalam pendampingan belajar ini yakni belajar dan melibatkan teknologi sebagai media pembelajaran", ucapnya.
Naimah berharap, langkah yang ia lakukan bisa menjadi inspirasi atau motivasi untuk tetap mendampingi anak-anak dalam belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Pendampingan tersebut dilaksanakan setiap dua minggu sekali di Desa Cepiring RT 001/ RW 002. Dalam kegiatan KKN ini ada beberapa bidang yang dijalankan, diantaranya yakni bidang pencegahan Covid-19, Pendidikan, Kesehatan Masyarakat, dan Lingkungan.
Mahasiswa Pendidikan Matematika asal Desa Cepiring tersebut juga mengungkapkan bahwa, KKN kali ini memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Sehingga, dalam menjalankan program kerja harus dilaksanakan secara maksimal dengan memberikan yang terbaik.
"Mahasiswa KKN juga diharapkan dapat memberikan perubahan pola kehidupan kepada masyarakat menanggapi perihal protokol kesehatan selama masa pandemi ini", tuturnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H