pemerintah perlu mengambil tindakan lebih lanjut, terutama dalam memerangi kebakaran hutan dan pembakaran limbah pertanian. Hal yang sama juga berlaku pada komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memastikan bahwa hal ini benar-benar dilaksanakan. Dengan kata lain, bukan sekedar aturan, tetapi juga bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan dukungan keuangan yang tepat dan bermakna untuk mencapai tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca (Bambang et al., 2019). Pemerintah juga dapat mendorong terwujudnya pertanian yang tangguh bersaing, berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan mendorong peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan PDB, ekspor, penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta memperjuangkan kepentingan dan perlindungan terhadap petani dan pertanian Indonesia dalam sistem perdagangan Internasional. Produk pertanian harus mampu bersaing dan memberikan nilai positif yang dapat dirasakan oleh konsumen baik nasional maupun Global. Produk pertanian tidak akan mampu bersaing bila sistem pertanian tidak mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan aman sesuai dengan tuntutan konsumen saat ini.( Mayrowani H., 2022).
Pemerintah dapat memberikan wawasan tentang pertanian organik yang berkelanjutan dan dapat berdaya saing di kancah internasional. Salah satu cara memberikan wawasan pada masyarakan luas adalah dengan membentuk kelompok tani, yang nantinya diberikan penyuluhan secara berkala. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah terjadinya pemerataan wawasan pada para petani. Hal tersebut dapat tercapai apabila terdapat kerjasama antara pemerintah masyarakat dan instansi pendidikan.
2.Upaya masyarakat
Upaya masyarakat dalam penurunan emisi juga tak kalah penting dengan kebijakan pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah hanya memberi kebijakan, dan tercapainya kebijakan tak lepas dari peran masyarakat dalam menjalankannya. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran masyarakat akan dampak dari kenaikan emisi gas rumah kaca, terutama oada perubahan iklim secara signifikan. Upaya upaya tersebut dapat di mulai dengan tindakan kecil, seperti membudayakan kebiasaan naik kendaraan umum, membatasi penggunaan alat pendingin ruangan, menghindari penggunaan plastik sekali pakai.
Selain itu, pembangunan green wall juga menjadi solusi alternatif bagi masyarakat untuk mengatasi permasalahan gas rumah kaca (GRK). Dengan menerapkan green wall, mitra masyarakat dapat memanfaatkan botol bekas untuk menanam sayuran yang dibutuhkan keluarga mereka, yang jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan pendapatan tambahan (Yolanda et al., 2022). Konsep green wall adalah menciptakan suatu struktur yang ramah lingkungan, hemat energi dan sumber daya, hemat biaya, serta memperhatikan kesehatan dan kenyamanan penghuninya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemanfaatan penanaman. Semuanya mengikuti prinsip berkelanjutan (Kurniastuti, 2016).
Masyarakat dapat pula membudayakan lebih banyak makan makanan nabati di banding makanan hewani, hal tersebut dapat meminimalisir emisi. Makanan nabati umumnya memiliki emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dan membutuhkan lebih sedikit energi, lahan, dan air. (Satwiko, 2021). Hal ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan penghematan biaya hidup dengan menerapkan green wall sebagai pemenuh kebutuhan sehari hari.
Upaya di atas dapat dilakukan pada masyarakat non petani, bagi masyarakat petani memiliki lebih banyak peluang untuk ikut andil dalam upaya penurunan emisi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penerapan pertanian organik, mendaur ulang sisa produksi pertanian, mengurangi konsumsi pupuk kimia dan obat obatan kimia.
Cara praktik bertani organik
Menurut Siregar (2020) cara praktik bertani organik meliputi beberapa pendekatan, antara lain:
1.Pertanian berkelanjutan, yaitu praktik pertanian yang memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang.