Dengan susah payah, Mila mengangguk. Tenggorokan terlalu tercekat dengan rasa sesak yang memenuhi dadanya hingga untuk mengucapkan salam pun dia tidak mampu.Â
Di luar ruangan, Mila memegangi dadanya yang terasa berdebar, sangat sesak dan sakit. "Kak Akmal ..." gumamnya masih tidak percaya. Namun, kenyataan yang baru saja dilihatnya membuat air matanya menetes tanpa dia sadari. Akmal, kekasihnya yang telah menghilang tanpa kabar setahun lalu adalah Gus Akmal yang sama dengan yang dia lihat hari ini. Orang yang dia rindukan, orang yang sangat dia harapkan bisa kembali bertemu dengannya, detik lalu mereka bertemu tetapi tidak dalam keadaan yang dia inginkan. Rasanya, baru seminggu yang lalu Mila menuliskan harapan untuk bertemu dengan Akmal di buku sketsanya ...
Tuhan ... aku ingin ... bertemu dengannya, sekali saja. Ya, hanya sekali untuk meminta kejelasan. Agar aku tahu aku harus melupakannya atau memaafkannya.
Hari ini ... harapan itu sudah terkabul. Dan Mila menyesalinya. Karena ditinggalkan kekasih tanpa kabar memang sakit, tetapi melihat kenyataan kekasihnya memiliki wanita lain, itu jauh lebih menyakitkan. Allah mengapa Engkau mempertemukan aku kembali dengannya jika hanya untuk melihatnya bersama gadis lain?
to be continued ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H