"Iya .... iya .... aku pergi. Tapi kamu harus inget, aku bakalan usaha supaya bisa masuk Univ yang sama kayak kamu. Jadi, kalau aku diterima, kamu gak boleh ngelarang aku buat jagain kamu, deal?" Mila mengangguk. Zaki tersenyum sebelum pergi.
Laki-laki itu tidak berubah, br*ngseknya, usilnya, perhatiannya ... Semuanya memang mampu menggantikan kehadiran Akmal di sisinya, tetapi tidak untuk urusan hatinya. Mau diapa-apakan juga, dalam hati Mila hanya terukir 3 nama; Allah, Rasullah, dan Akmal.Â
Tidak ada yang lain. Meskipun hari ini Mila bahkan tidak tahu bagaimana kabar Akmal, dimana laki-laki itu sekarang tinggal, Mila akan selalu percaya jika dia tidak melupakan Akmal, laki-laki itu juga tidak akan melupakannya.Â
Mila lantas membuka kembali buku sktesanya, kali ini bukan untuk menggambarkan kejadian di sekitarnya, melainkan untuk melukiskan perasaannya.
Faiz Akmal Zidan ...
Rinduku padamu bukanlah masalah, tetapi pemikiranku tentang apakah kamu akan kembali atau tidak, itu yang menyiksaku. Kali ini, izinkan kau berharap ... Tuhan, aku ingin ......
Be continued ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H