Mohon tunggu...
Nailul Arini
Nailul Arini Mohon Tunggu... Lainnya - Suka Lettering

Manusia biasa yang punya cita-cita luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Hantu Kotak Makan

8 Desember 2020   10:59 Diperbarui: 8 Desember 2020   11:08 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dita merupakan "korban" pertama dari hantu kotak makan. Itulah alasannya mengapa si penakut Dita bersedia bergabung dengan kelompok detektif. Ia bertekad ingin menangkap pencurinya dengan usahanya sendiri. Mereka pun bergegas mendekati anak kecil tadi. Saat hendak menanyai anak kecil itu, terdengar suara Pak Pardi dari arah luar gudang.

"Tolong hentikan, Pak Broto! Anak itu tidak bersalah." Ucap Pak Pardi.

Pak Pardi kemudian menjelaskan siapa anak kecil itu sebenarnya. Ternyata ia adalah anak jalanan yang Pak Pardi temui di dekat gerbang sekolah. Asep nama anak itu. Ia sering mondar mandir di dekat gerbang sekolah mengamati kegiatan siswa. Karena penasaran, Pak Pardi mendekati Asep. Awalnya Asep berlari ketakutan setiap dihampiri Pak Pardi. Ternyata Asep hanya ingin bersekolah. Ia merasa iri setiap melihat anak-anak belajar atau bermain di lingkungan sekolah. Ia ingin seperti mereka. Namun, Asep adalah anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal minggu lalu akibat tabrak lari. Sejak saat itu Pak Pardi mengasuhnya dengan memberi makan dan tumpangan tidur. Pak Pardi sempat mengambil beberapa kain dan bantal milik Bu Narti untuk dipinjamkan kepada Asep. Hanya saja, saat itu  Pak Pardi belum sempat meminta ijin Bu Narti sehingga terjadi sedikit kesalahpahaman.

"Jadi selama ini Pak Pardi yang mengambil kotak makan anak-anak?" tanya Pak Broto.

"Bukan Pak Pardi pelakunya, Pak Broto. Lebih tepatnya tidak ada yang mengambil kotak makan teman-teman." Ucap Risa lugas bak detektif.

Risa menjelaskan analisanya bahwa Pak Pardi selama ini tidak pernah mencuri kotak makan. Ini semua hanya kesalahpahaman. Kemarin saat Risa ijin ke toilet, ia melihat Pak Pardi sedang membantu Bu Narti mengambil beberapa gelas minum dan piring bekas pakai di atas meja kantin kemudian mencucinya. Awalnya ia mengira bahwa Pak Pardi yang mencuri, tetapi melihat kejadian tersebut, Risa menepis semua rasa curiganya. Mungkin benar jika Pak Pardi yang mengambil kotak makan teman-teman, namun tujuan Pak Pardi melakukan hal tersebut bukan untuk mencuri melainkan membersihkannya.

Pak Pardi membenarkan analisa Risa. Beliau menemukan beberapa kotak makan kotor ketika sedang membersihkan kursi di dekat taman sekolah. Pak Pardi berpikir pasti pemiliknya lupa dan meninggalkan kotak makan seperti itu. Lalu beliau memungut kotak makan tersebut untuk kemudian membersihkannya.

Sambil menunjuk kotak makan milik Dita, Pak Pardi berkata, "Kotak makan ini saya ambil dari laci meja saat saya membersihkan ruang kelas VA. Mbak Dita pasti lupa tidak membawanya pulang kan?"

Dita mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Pak Pardi. Dita baru ingat bahwa ia teledor tidak memeriksa isi tasnya sebelum meninggalkan sekolah. Ia baru menyadari kotak makannya hilang ketika sudah sampai rumah.

"Sebenarnya saya berencana mengembalikan semua kotak makan itu hari ini tetapi saya ditugasi Pak Kepala Sekolah untuk pergi ke kantor dinas. Jadi saya belum sempat. Maafkan saya ya mbak, mas, dan Pak Broto." ucap Pak Pardi.

"Oh jadi begitu. Alhamdulillah ternyata tidak seperti yang kita duga. Kirain ada hantu kotak makan beneran." celetuk Arman yang dibalas dengan tawa seluruh orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun