Mohon tunggu...
Nailis 726
Nailis 726 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan mendengarkan musik di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Outdoor Learning dalam Menanamkan Nilai Moral Siswa

10 Mei 2023   15:56 Diperbarui: 10 Mei 2023   16:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era globalisasi ini dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia guna menghadapi tantangan masa depan, agar menjadi bangsa yang unggul dalam kemandirian dalam persaingan yang tak terbatas. Kemandirian suatu bangsa dapat dibangun dari sisi Pendidikan. Karena dengan adanya pendidikan dapat membangung nilai- nilai kepribadian suatu bangsa yang membentuk manusia2 unggul.  Kepribadian merupakan cerminan identitas suatu bangsa, maka target unggul seharusnya dapat dicapai supaya mampu menghadapi tantangan zaman dan perkembangan- perkembangan yang terjadi. 

Sesuai dengan hal tersebut, Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,  sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, pencapaian target dapat maksimal apabila pelaksanaan Pendidikan dilakukan secara optimal. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk mencapai hal tersebut, salah satunya dengan memperbaiki proses operasional yang terjadi di sekolah. Proses pembelajaran merupakan komponen penting yang harus diperhatikan demi mencapai target maksimal tersebut. Tindakan perbaikan yang akan dilakukan merupakan sebuah proses penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman dan karakteristik peserta didik. 

Penyampaian materi dengan menggunakan metode atau model pembelajaran, akan mempermudah guru saat menyampaikan inti dari materi pelajaran yang sedang diajarkan. Oleh karena hal itu guru dituntut untuk menguasai kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, memiliki kompetensi pengetahuan dan pemahaman kompetensi profesional kependidikan agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan sebaik- baiknya.

Seorang guru profesional tidak hanya memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan. Akan tetapi harus dapat mengelola iklim belajar di kelas. Ketrampilan guru dalam membuat suasana kelas menjadi nyaman merupakan salah satu faktor keberhasilan proses belajar mengajar. 

Pembelajaran yang berada dalam kelas terus menerus menyebabkan peserta didik merasa bosan. Selain itu materi yang disampaikan hanya bersumber dari buku juga dapat memperparah kondisi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan ketidak efektifan pembelajaran dalam kelas yang mengakibatkan tujuan dari pembelajaran tidak dapat tercapai dengan optimal. Oleh karena itu guru harus dapat menciptakan suasana baru yang dapat mengobarkan motivasi belajar dari peserta didik.

Suasana yang baru akan meningkatkan semangat belajar bagi peserta didik. Salah satunya dengan melakukan pembelajaran outdoor leraning atau pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran yang dilakukan diluar kelas dapat memberikan kesan yang berbeda dan menarik bagi peserta didik. Selain itu pembelajaran outdoor learning juga dapat menghilangkan rasa jenuh terhadap pembelajaran di dalam kelas secara terus menerus.

Taqwan (2019) menjelaskan bahwa metode mengajar diluar kelas merupakan kegiatan belajar mengajar  antara guru dan peserta didik, yang tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas atau alam terbuka sebagai kegiatan pembelajaran bagi peserta didik. Misalnya bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian, nelayan berkemah dan kegiatan yang bersifat petualangan, serta perkembangan aspek pengetahuan yang relevan. 

Pembelajaran outdoor learning merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan menitikberatkan pengalaman siswa di lingkungan sekolah. Penerapan outdoor learning menjadikan liingkungan sekitar sebagai sumber belajar sehingga guru hanya sebagai motivator (Suharwati 2018). Sejalan dengan hal tersebut Thomas & Munge (dalam Ariesandy 2021) mengemukakan bahwa pembelajaran outdoor learning merupakan suatu jalan dalam meningkatkan kapasitas belajar peserta didik serta mendorong motivasi untuk menjembatani antara teori di dalam buku dengan kenyataan yang ada di lapangan. 

Pembelajaran di tingkat SD yang menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kondisi lingkungan menjadikan ketetapan belajar di sekolah  lebih baik, aktivitas peserta didik semakin meningkat dan kepedulian diri peseta didik semakin baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran outdoor learning merupakan pembelajaran di luar kelas yang melibatkan alam atau lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta menjembatani antara pengetahuan yang dimiliki dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga aktivitas peserta didik meningkat dan kepedulian diri semakin baik.

Meningkatnya aktivitas yang dilakukan peserta didik di alam seyogyanya dapat memberikan pesan positif bagi kehidupan masyarakat dan sekitar. Dalam hal ini nasehat dan amanat mengenai benar tidaknya sikap manusia dalam bertindak atau yang biasa kita kenal dengan moral sangat diperlukan. Hurlock menjelaskan bahwa moralitas adalah suatu kebiasaan yang terbentuk berdasarkan standar sosial yang tak luput dari pengaruh luar individu, dan seharusnya dilakukan dengan sukarela serta perasaan tanggung jawab. 

Menurut Piaget sejatinya moralitas lebeih cenderung untuk menerima dan mematuhi peraturan yang ada (Gusmayanti 2021). Dapat disimpulkan bahwa moralitas merupakan sebuah panutan , penghormatan dan ketetapan mengenai perbuatan benar salah yang terbentuk dari pembiasaan yang diberikan oleh standar sosial, yang dipengaruhi oleh harapan masyarakat atau kelompok sosial tertentu. 

Dalam hal ini Nurgiyantoro memaparkan bahwa secara garis besar jenis ajaran moral dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu 1) Moral yang mencakup manusia dengan dirinya sendiri, 2) Moral yang mencakup hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan 3) Moral yang mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya. Dengan begitu, nilai moral terkait dengan dimensi manusia sebagai individu, makhluk sosial dan makhluk religius. 

Terdapat beberapa sikap yang dianggap mendasari kepribadian (manusia sebagai individu) yang berhubungan kuat dengan moral, antara lain: kejujuran, bersedia untuk tanggung jawab, kemandirian moral, keberanian moral, kerendahan hati, realistis dan kritis (Puspita 2018).

Penanaman nilai moral kepada peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengajaknya belajar di alam. Dalam hal ini banyak sekali yang dapat kita ajarkan, misalnya: pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan alam, merawat dan menyayangi tumbuhan di sekitar, membereskan sisa makanan sendiri dan tidak merusah fasilitas yang ada di tempat umum. Selain cedikit contoh tersebut masih banyak lagi contoh- contoh peenanaman nilai moral yang dapat dilakukan dengan outdoor learning.  

Metode outdoor learning ini tidak mengharuskan kita unutk pergi jauh dari tempat tinggal. Melainkan dapat disesuaikan dengan alam sekitar tempat tinggal ataupun sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Egok, dkk. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Learning pada Pembelajaran Tematik Siswa kelas V SD Negeri Tanjung Beringin. Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian No. 3

Gusmayanti, Elsyi dan Dimyati. 2021. Analisis Kegiatan Mendongeng dalam Meningkatkan Perkembangan Nilai Moral Anak Usia Dini.  Jurnal Obsesi: Jurnal Anak Usia Dini Vol. 4

Kurniangsih, alien dkk. 2018. Penggunaan Metode Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Pemahaman Konsep Pelestarian Lingkungan Hidup Peserta Didik Mts Singaparna. GEA: Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 15 No. 1

Puspita, Alvika Candra dkk. 2018. Kritik Sosial dan Moral dalam Novel "Negeri di Ujung Tanduk" Karya Tereliye. Journal  Indonesian Language Education and Literature

Suharwati, dan Akhmad Munaya R. 2018. Penguatan Pendidikan IPS di Tengah Isu- isu Global. Banjarmasin: APRIPSI

Taqwan, Budi dan Saleh Haji. 2019. Pengaruh Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 05 Seluma. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia  Vol. 04

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun