Gus Miftah dikenal dengan keberaniannya berdakwah di tempat hiburan malam, seperti klub malam atau karaoke.Ada sebagian orang, yang tidak cocok ditempat seperti itu, untuk dijadikan dakwah karena dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Namun, Gus Miftah punya alasan tersendiri. Ia percaya bahwa dakwah harus menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang sering diabaikan. "Kalau dai hanya berdakwah di masjid, siapa yang akan mendekati orang-orang di tempat seperti itu?" katanya. Baginya, dakwah adalah soal keberanian merangkul, Dan bukan menghakimi.
b. Gaya Ceramah yang Terlalu Santai
Gus Miftah sering menggunakan bahasa sehari-hari, humor, dan pendekatan santai dalam ceramahnya. Hal ini dianggap oleh sebagian pihak terlalu ringan dan tidak mencerminkan keseriusan seorang dai.
Namun, Gus Miftah membela gaya ini dengan alasan agar dakwahnya bisa diterima oleh masyarakat luas, terutama generasi muda. Menurutnya, pesan agama akan lebih mudah dipahami jika disampaikan dengan cara yang sesuai dengan bahasa dan budaya audiens.
c. Dekat dengan Figur Publik
Gus Miftah sering terlihat berkolaborasi dengan artis, tokoh masyarakat, bahkan figur non-Muslim. Dan banyak yang menilai langkah ini kurang etis karena dianggap mendekati dunia hiburan atau mengejar popularitas.
Namun, Gus Miftah menganggap kolaborasi ini sebagai upaya memperluas jangkauan dakwah. Dengan cara ini, ia bisa menyampaikan pesan Islam kepada audiens yang lebih luas.
d. Pernyataan-Pernyataan Kontroversial
Beberapa pernyataan Gus Miftah tentang isu-isu sensitif, seperti pluralisme atau keberagaman, juga sering menuai kritik. Pendapatnya kadang dianggap bertentangan dengan pandangan kelompok tertentu, terutama dari kalangan konservatif.
3. Pandangan Gus Miftah Tentang Kritik