Mohon tunggu...
Naila Syifa Azzahra
Naila Syifa Azzahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi membaca, menulis, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehangatan Dalam Remangnya Api Unggun

22 Januari 2025   09:12 Diperbarui: 22 Januari 2025   09:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam naungan langit malam yang berhiaskan bintang-bintang redup, angin lembut membawa aroma khas embun dan kayu bakar. Di tengah-tengah lapangan terbuka, beberapa wajah tampak serius, mendengarkan dengan saksama kata-kata rekan mereka yang menyampaikan kesan mereka selama menjabat sebagai anggota OSIS. 

Yang lainnya, meski diam, tampak tersenyum samar. Ada juga yang tak kuasa menahan air mata mereka. Semua orang mengenang momen-momen yang sudah berlalu, sesekali disela oleh tawa pelan dari yang lainnya. Waktu berlalu, hanya tersisa satu orang yang belum menyampaikan kesan dan pesannya, Sera. 

"Terakhir, Sera. Silahkan berdiri." Ucap bagas, sikunya menyenggol pelan lengan Sera. 

Menarik nafas pelan, Sera berdiri dari tempat duduknya, menatap satu-persatu wajah familiar teman-temannya. Kenangan dari sejak awal ia bergabung dengan OSIS langsung memenuhi kepalanya. Canda, tawa, suka, duka, semuanya mereka lalui dengan selalu mendukung dan mempercayai satu sama lain. 

"Saya, Sera, selaku sekretaris utama OSIS.. Ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan OSIS." Gadis itu memulai, jemarinya saling menggenggam erat, mencoba menahan emosi sedih yang melanda dirinya. 

"Saya sadar kalau selama ini saya masih banyak kekurangan. Saya masih sering terlambat membereskan proposal, masih sering terlambat mengirimkan surat rapat, bahkan terkadang masih menjadi contoh yang buruk. Namun terlepas dari itu semua, saya benar-benar bersyukur telah dipertemukan dengan kalian semua. Harapan saya, meskipun esok kita akan purna OSIS, semoga hubungan kita tetap erat dan dekat. Semoga kita semua tetap menjalin hubungan kekeluargaan ini, meskipun sudah tidak sebagai anggota OSIS."

Ada jeda sejenak, Sera menatap api unggun dengan mata yang berkaca-kaca. "Semoga kepengurusan yang baru mampu membawa OSIS kita menjadi lebih baik lagi. Tanpa melupakan nilai-nilai kekeluargaan yang telah kita bangun bersama."

Dengan berakhirnya kesan dan pesan dari Sera, berakhir pula malam kesan dan pesan itu. Api unggun mulai padam, menyisakan kayu hangus yang terbungkus abu. Satu per satu, para anggota OSIS bangkit dari tempat duduk mereka. Ucapan selamat malam terdengar bersahutan, disertai tawa kecil dan lelucon ringan yang mulai mengendur karena kantuk. 

Keesokan paginya di lapangan utama, barisan sudah tertata rapi. Prosesi serah terima jabatan berlangsung khidmat. Ketua OSIS lama menyampaikan pidato terakhirnya dengan senyuman tulus. Tepuk tangan bergema, disusul dengan harapan-harapan baru untuk kepengurusan selanjutnya. 

Setelah upacara selesai, para peserta membubarkan diri. Membawa cerita, pelajaran, dan kehangatan persahabatan yang akan selalu melekat dalam ingatan mereka. Hari itu, mereka melangkah maju, siap menyambut babak baru sebagai bagian dari perjalanan mereka yang lebih besar. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun