Bully adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan sengaja dan berulang kali untuk merendahkan, mengintimidasi, atau menyakiti orang lain yang lebih lemah atau rentan.Â
Bully dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti di sekolah, tempat kerja, online, atau dalam komunitas sosial.
Perilaku bully dapat berupa kekerasan fisik, seperti memukul atau menendang, kekerasan verbal, seperti menghina, mengancam, atau mengolok-olok, atau kekerasan psikologis, seperti mengisolasi, mengintimidasi, atau menyebarkan rumor yang merugikan.
Di indonesia banyak terjadi kasus pembullyan. Seperti yang terjadi di Gresik, Jawa Timur pada 17 september lalu. Seorang siswi Sekolah Dasar(SD) di Meganti. Alami kebutaan usai dicolok menggunakan tusuk sate oleh kakak kelasnya.
Kasus lainnya terjadi di Cilacap pada akhir september lalu. Penganiayaan brutal yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menegah Pertama (Smp) di Cimanggu.
Namun, apakah dampak dari bully?
Bully dapat menyebabkan beberapa dampak diantarannya:
1.Mengalami kecemasan.
2.Mengalami depresi. Â Â Â Â Â
3.Rendahnya harga diri.Â
4.Mengalami gangguan makan.Â
5.Kesulitan dalam belajar. Â
6.Mempertimbangkan tindakan bunuh diri.
Tindakan pembullyan telah masuk ke dalam tindakan kriminal, yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Pasal 76: Melarang setiap orang melakukan kekerasan terhadap anak, termasuk tindakan perundungan.
Lantas, apakah faktor yang menyebabkan seseorang melakukan buly?
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan bully yaitu:
1. Ketidakamanan diri
Orang yang merasa tidak aman atau tidak percaya diri. Mereka menggunakan perilaku bully sebagai cara untuk merasa lebih kuat atau lebih baik dari orang lain.Â
2. Lingkungan keluarga yang tidak sehatÂ
Lingkungan keluarga yang penuh dengan  kekerasan, atau pengabaian menyebabkan  seseorang belajar bahwa kekerasan adalah cara  untuk menyelesaikan masalah atau   mendapatkan  kekuasaan.Â
3. Pengaruh teman sebaya
Teman sebaya yang terlibat dalam perilaku perundungan dapat mempengaruhi seseorang untuk ikut serta dalam tindakan tersebut.Â
4. Kurangnya pemahaman tentang empati dan pengaruh negatif media
Konten negatif atau kekerasan yang dipromosikan oleh media juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan perundungan.
5. Faktor kekuasaan dan dominasi
Mereka menggunakan tindakan perundungan untuk mendapatkan rasa kendali atau menjaga status mereka di dalam kelompok sosial.
Lalu, bagaimana cara mencegah bully?
Berikut adalah beberapa kiat untuk menghadapi dan mencegah bully:
1. Tingkatkan KesadaranÂ
Pendidikan tentang bully di sekolah dan komunitas dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghentikan perilaku tersebut.
2. Laporkan
Jika menjadi korban bully, jangan takut untuk melaporkannya kepada orang dewasa yang dipercaya.
3. Tetap Tenang dan Percaya Diri
Jaga ketenangan dan jangan memberi bully reaksi yang mereka inginkan. Â
4. Temukan Dukungan
Carilah dukungan dari teman-teman, keluarga, atau organisasi yang dapat membantu menghadapi bully.Â
5. Hindari Isolasi
Cari teman atau kelompok yang dapat memberikan Iya dan keamanan.Â
6. Ajukan Pertolongan
Jika Anda melihat seseorang dibully, jangan berdiam diri. Minta bantuan dari orang dewasa atau otoritas yang berwenang.
7. Edukasi dan Pembelajaran
Penting untuk mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya menghormati perbedaan, mempromosikan empati, dan mengatasi konflik dengan cara yang positif.
8. Peran Model
Jadilah contoh yang baik dengan memperlakukan orang lain dengan hormat dan empati.Â
9. Dukung Program Anti-Bully
Dukung program-program anti-bully di sekolah dan masyarakat.Â
Mari kita bangun kesadaran akan dampaknya, edukasi untuk mencegah, dan sanksi yang tegas. Bully tidak bisa lagi merajalela, kita harus menegakkan keadilan dan perdamaian.
Jadi marilah kita bersatu sebagai satu suara,menentang bully, melindungi yang lemah. Membangun dunia yang penuh dengan kedamaian, di mana setiap individu dihargai dan dihormati dengan sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H