Mohon tunggu...
NAILA SALSABILA
NAILA SALSABILA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Dua Sisi Kehidupan" Dampak Mendalam Bipolar Disorder pada Remaja

3 November 2023   06:24 Diperbarui: 3 November 2023   06:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kedua, gangguan kognitif dan akademik. Fungsi kognitif remaja yang menderita bipolar disorder juga dapat terpengaruh. Remaja dengan bipolar disorder mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan putus asa, kelelahan yang berlebihan, dan kurangnya minat pada aktivitas belajar saat berada dalam fase depresi. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam konsentrasi, memproses informasi, dan membuat keputusan rasional yang dapat menyebabkan penurunan akademik.

Ketiga, masalah dengan hubungan sosial. Karena perubahan mood yang drastis dan perilaku impulsif selama fase mania, remaja mungkin sulit untuk menjaga hubungan yang stabil dengan teman-teman dan keluarga. Remaja yang mengalami depresi mungkin terlibat dalam konflik, memicu pertengkaran, dan mengisolasi diri dari orang-orang yang peduli tentang mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa terisolasi dan kesepian, yang dapat memperburuk kondisi mental mereka. Remaja dengan bipolar disorder kadang-kadang mungkin merasa malu, yang dapat menghalangi mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka kepada orang lain.

Keempat, resiko kecanduan zat atau obat-obatan. Remaja yang menderita bipolar disorder juga lebih rentan terhadap kecanduan zat. Ketika mereka mengalami perubahan mood yang ekstrem, mereka mungkin mencari cara untuk mengatasi perasaan mereka yang bergejolak. Salah satu cara yang paling umum adalah penggunaan narkoba dan alkohol.

Kelima, peningkatan risiko bunuh diri. Ini merupakan salah satu dampak paling serius dari bipolar disorder pada remaja. Remaja yang mengalami gangguan ini lebih cenderung melakukan percobaan bunuh diri atau bahkan melakukan bunuh diri secara nyata. Salah satu faktor risiko utama untuk perilaku bunuh diri adalah depresi yang mendalam, yang dapat membuat mereka merasa terjebak dalam perasaan putus asa.

Keenam. kesulitan dalam menjalani kehidupan yang stabil. Bagi seorang remaja dengan bipolar disorder, menjalani kehidupan yang stabil bisa menjadi tantangan yang sangat besar. Mereka seringkali menghadapi hambatan seperti perubahan mood yang tidak terduga, kesulitan dalam menjaga rutinitas, dan perasaan malu atau stigmatisme terkait dengan kondisi mereka.

Penting untuk diingat bahwa bipolar disorder adalah kondisi yang dapat dikelola dengan baik melalui penanganan yang tepat. Bagi remaja dengan bipolar disorder, penanganan yang tepat yaitu: (1) Terapi kognitif perilaku (CBT); (2) Terapi interpersonal; (3) Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter; (4) Dukungan keluarga; (5) Dukungan kelompok atau teman sebaya; (6) Pengelolaan rutinitas; (7) Pengawasan medis secara rutin untuk memantau perkembangan dan efektivitas pengobatan, serta untuk mengidentifikasi perubahan gejala yang mungkin memerlukan penyesuaian dalam perawatan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bipolar disorder adalah kondisi psikologis kompleks yang memiliki dua aspek yang sangat berbeda dalam kehidupan seseorang yang menderitanya. Dampak yang ditimbulkan sangat mendalam dan mempengaruhi perkembangan remaja dalam berbagai hal. Remaja dengan bipolar disorder mengalami perubahan mood yang ekstrem, masalah kognitif dan akademik, masalah dalam hubungan sosial, risiko kecanduan zat, bahaya bunuh diri, dan kesulitan menjalani kehidupan yang stabil.

Remaja dengan gangguan bipolar dapat belajar mengelola gejalanya dan menjalani kehidupan yang lebih stabil dengan penanganan yang tepat, dukungan keluarga serta teman, dan pemahaman masyarakat yang lebih baik tentang gangguan ini. Setiap individu harus memiliki pengetahuan tentang bipolar disorder dan kesehatan mental yang lebih inklusif agar dapat membuat lingkungan mendukung bagi remaja yang memiliki bipolar disorder.

Daftar Pustaka

American Psychiatric Association. (2002). Practice Guideline for the Treatment of Patients with Bipolar Disorder. New York: American Psychiatric Pub.

Ariska, M. T., Manik, F. Y., & Simanjuntak, M. (2022). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Bipolar Dengan Menggunakan Metode Dempster Shafer. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 3784--3793.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun