Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa korupsi tidak hanya berdampak pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat lokal. Oleh karena itu, upaya pencegahan korupsi perlu dilakukan di semua tingkatan pemerintahan, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Kepemimpinan yang bersih dan transparan harus menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh para pemimpin di semua tingkatan ini. Kepemimpinan yang bersih mengacu pada integritas dan etika dalam kepemimpinan. Para pemimpin harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan akuntabilitas. Mereka harus menjadi contoh bagi bawahan dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Selain itu, mereka juga harus menjaga diri dari godaan korupsi dan memastikan bahwa keputusan-keputusan yang mereka buat selalu didasarkan pada kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok.Â
Transparansi adalah kunci dalam membangun pemerintahan yang bersih. Informasi mengenai pengelolaan keuangan negara dan pengambilan keputusan harus mudah diakses oleh masyarakat. Proses penganggaran dan pengadaan barang/jasa harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan transparansi, masyarakat dapat mengawasi dan memeriksa tindakan pemerintah, sehingga potensi terjadinya korupsi dapat diminimalkan. Selain itu, penting untuk melibatkan semua pihak, termasuk sektor swasta, LSM, dan masyarakat sipil dalam upaya pencegahan korupsi. Mereka dapat berperan sebagai pengawas independen, pengkritik konstruktif, dan mitra dalam memastikan tindakan pemerintah bersih dan transparan.Â
Pencegahan korupsi bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan membangun kepemimpinan yang bersih dan transparan, kita dapat membuka jalan menuju pemerintahan yang lebih adil, efisien, dan berpihak pada rakyat. Hal ini akan berdampak positif pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IVÂ
Dalam kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV, hidup manusia ada tiga perkara, yaitu :
1. Wirya atau Keluhuran ;
2. Arto atau Kekayaan kemakmuran ; dan
3. Winasis atau Ilmu pengetahuan.Â
     Terdapat juga tiga kategori leadership, yaitu :
1. Nistha yaitu memikirkan diri sendiri dan kelompoknya sendiri.