Tanpa sadar, banyak dari kita sering melakukan perbuatan namimah terutama gibah dalam kehidupan sehari-hari. Kedua perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela yang seharusnya kita hindari karena memiliki bahaya dan tidak memiliki manfaat apapun bagi pelakunya. Berikut merupakan penjelasan mengenai namimah dan gibah menurut Islam.
A) Namimah
Namimah atau yang sering disebut dengan adu domba adalah menyampaikan suatu perkataan seseorang kepada orang lain untuk menimbulkan perselisihan, permusuhan, bahkan kebencian di antara mereka. Perbuatan ini bisa dilakukan dengan melibatkan individu/perorangan ataupun suatu kelompok. Istilah untuk orang yang berbuat namimah disebut nammam. Banyak sekali alasan orang untuk berbuat namimah, diantaranya :
- Merusak persahabatan atau persatuan
- Demi popularitas diri agar memperolah jabatan atau pangkat
- Adanya kebencian dan rasa iri dari diri seorang nammam
Namimah adalah salah satu sumber utama niat buruk dan permusuhan dalam kehidupan komunitas. Perbuatan ini sangat digemari setan, bahkan setan selalu berusaha mengajak manusia untuk turut serta di dalamnya.
Allah menegur pelakunya dalam firman-Nya:
Namimah termasuk senjata Iblis dan bala tentaranya. Iblis menggunakannya untuk mencerai-beraikan manusia dan menciptakan rasa dendam di antara mereka. Ia bagaikan racun yang bisa membinasakan kehidupan individu dan masyarakat.
B) Gibah
Gibah sering disebut juga dengan gunjing. Gibah adalah menyebarkan air atau kekurangan orang lain padahal orang tersebut tidak menyukainya. Gibah juga dapat dilalukan oleh individu/perorangan ataupun kelompok.
Seseorang dikatakan bergibah jika ia mengetahui suatu kekurangan pada seseorang yang kemudian disebarkannya secara sadar. Hukum gibah adalah haram. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Hujaraat ayat 12 yang berbunyi :
Gibah merupakan salah satu bentuk sikap licik terhadap sesama. Orang yang melakukan gibah berusaha menikam kehormatan sesamanya dari belakang. Ia berusaha menyerang seseorang dalam kondisi tidak berdaya dan dengan cara seperti itulah ia berusaha menhancurkan harga diri orang tersebut.
Kedua perbuatan di atas dapat menimbulkan bahaya, yaitu :
- Tidak masuk surga
- Tidak dilihat oleh Allah pada hari Kiamat
- Saling curiga antara teman
- Menjadikan citra seseorang buruk
- Mengajak orang lain untuk merusak (karena isinya berupa celaan dan cercaan)
- Mengakibatkan ketidakharmonisan sehingga menghancurkan persaudaraan
Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia yang selalu beriman kepada Allah dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-Nya dapat menghindari perbuatan tercela di atas. Perbuatan sepele yang hanya dilakukan dengan mulut kita namum dampaknya sangat besar bagi diri kita di akhirat kelak.
Wallahu a’lam.
Sumber Materi :
Buku Akidah Akhlak untuk MTs/SMP Islam kelas VIII: darsyafii
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H