Mohon tunggu...
Naila Nisrina Amboro
Naila Nisrina Amboro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Naila

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

150 Juta Kilometer

19 November 2020   09:13 Diperbarui: 19 November 2020   09:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Malam itu bintang-bintang menghiasi langit. Seorang gadis menatap menuju langit yang dihiasi oleh bintang-bintang. Jika orangtuanya tahu, pasti orangtuanya akan marah karena gadis itu belum tidur. Namun ia tidak tidur bukan tanpa alasan. Dengan segelas kopi di sampingnya, selembar kertas di hadapannya, dan sebuah pena di tangannya. Ia mengingat masa lalu.

Tiga tahun lalu, gadis itu berusia 17 tahun. "Kamu ingin hadiah apa nak untuk ulang tahunmu ini?" tanya ibu gadis tersebut. "Aku ingin menonton konser bu bersama teman-teman Grace." jawab gadis itu dengan antusias.

Terlihat jelas bahwa ibunya tidak menyetujui permintaan gadis tersebut karena alasan pengawana dan banyak hal lain, namun hari itu hari ulang tahunnya dan gadis itu berusia 17 tahun. "Baiklah akan ibu izinkan kamu pergi ke konser bersama teman-temanmu." jawab ibu gadis tersebut dengan berat hati.

Kali itu adalah pertama kalinya ia pergi ke konser. Setelah konser itu berakhir, hari-hari gadis itupun berjalan seperti biasanya. Namun, ada satu pikiran yang membuat jantung gadis itu berdegup kencang saat memikirkannya.

Gadis itu membayangkan tentang konser. Bayangan bagaimana ia berada di atas panggung, dikelilingi banyak orang, orang-orang bersorak menyebut namanya, semua orang memperhatikannya, dan  sorot lampu menuju ke arahnya. Jantungnya berdegup sangat kencang saat membayangkannya.

Satu tahun pun berlalu, gadis itu berumur 18 tahun. "Ayah, Ibu, bolehkah aku menjadi penyanyi?" tanya gadis itu secara tiba-tiba kepada kedua orangtuanya. Orangtuanya menginginkan putri mereka menjadi seorang dokter ataupun teknisi sebagaimana profesi mereka sekarang, namun gadis itu menolak. Bayangan itu masih membuat jantungnya berdegub kencang. "Tidak boleh!!!" jawab tegas kedua orangtuanya hampir seperti berteriak kepada gadis tersebut.

Gadis itu langsung berlari ke kamarnya menangis. Satu jam telah berlalu, tangis gadis itu sudah reda. Tangis itu berubah menjadi semangat yang membara. "Jika ayah dan ibu tidak mendukungku, aku tidak peduli." batin gadis itu dalam hati.

Sejak hari itu, gadis itu tidak pernah tidur tepat waktu. Orangtuanya berpikir bahwa putri mereka sedang mengerjakan tugas, namun tidak gadis itu diam-diam berlatih bernyanyi. Tidak hanya itu, ia juga mencoba untuk membuat beberapa lagu.

Dengan modal dan alat seadanya, gadis itu nekad  mengupload lagu miliknya di akun SoundCloud pribadinya, dengan nama samarannya Grace Yard.

Sekarang gadis itu beranjak menuju usia 19 tahun. Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia sudah mengupload lima lagu buatannya sendiri pada akun SoundCloud miliknya. Hanya sedikit yang mendengarkan lagu miliknya, kurang dari 500 orang saja yang mendengarkan. Namun, siapa sangka bahwa di antara 500 orang tersebut ada salah satu pemilik label rekaman ternama di Jakarta yang mendengarkan lagunya.

Tepat saat gadis itu berusia 19 tahun, ada satu email yang masuk. Email tersebut berasal dari salah satu label rekaman ternama di Jakarta. Ternyata, pemilik label rekaman tersebut menyukai musik buatan Grace Yard. Label rekaman tersebut menawarkan gadis itu sebuah kontrak.

Hari itu menjadi hari paling bahagia bagi gadis itu. Namun, ia merasa gelisah. "Grace, turun kemari." suara ibunya yang memanggil. "Apa yang kamu inginkan untuk ulang tahunmu nak?" tanya ayah. "Aku mendapat tawaran kontrak dari label rekaman di Jakarta, bolehkah kalian mengizinkanku untuk bergabung di label rekaman itu? Aku ingin sekali menjadi penyanyi, tapi aku tahu kalian tidak mendukungku jadi aku diam-diam membuat musik dan mereka menyukainya." jelas gadis itu. "Kami sangat bangga padamu nak." ucap ayah. Gadis itu tentu saja tidak percaya apa yang telah diucapkan oleh ayahnya tersebut. Gadis itu bingung.

"Kami sudah tahu bahwa setahun belakangan kamu membuat musik, awalnya ayah dan ibu merasa sangat kecewa padamu karena kamu tidak mendengarkan kami, namun kami melihat tekadmu. Kami sangat bangga padamu nak." jelas ibu gadis tersebut. "Tidak apa jika kamu tidak meneruskan jalan ayah dan ibu, kamu bisa menempuh jalan dan impianmu sendiri." ayah gadis itu akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa putri mereka satu-satunya tidak perlu menjadi seperti mereka.

Dan gadis itu sekarang berumur 20 tahun, sedang menulis karya pertamanya bersama dengan label rekaman tersebut. Dengan segelas kopi di sampingnya, selembar kertas di hadapannya, dan sebuah pena di tangannya. Gadis itu menatap langit penuh dengan bintang dan berpikir.

Matahari adalah pusat tata surya, ia besar dan bercahaya. Gadis itu adalah matahari. Namun saat ini ia bukan apa-apa. Ini baru permulaan. 150 juta kilometer dari bumi untuk bisa sampai ke matahari. Ia akan memulai perjalanannya untuk menjadi matahari, seorang bintang, seorang penyanyi yang dia impikan. Dia pun mulai menulis.

150 juta km adalah lagu pertama yang dibawakan oleh gadis itu, dengan nama panggung Grace Yard dan ia memulai perjalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun