Kekurangan gaya kepemimpinan paternalistik adalah kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan dapat membuat anggota merasa kurang termotivasi dan tidak mempunyai rasa kepemilikan terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, gaya kepemimpinan paternalistik mungkin tidak efektif dalam organisasi atau tim yang anggotanya berasal dari latar belakang budaya atau nilai yang lebih cenderung pada partisipatif atau pengambilan keputusan bersama. Ciri-ciri gaya kepemimpinan paternalistik
Ciri-ciri gaya kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership), sebagai berikut:
- Menganggap anggotanya sebagai manusia yang tidak dewasa.
- Jarang memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengambil keputusan dan mengambil inisiatif.
- Bersikap terlalu melindungi (over protective) Jarang memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengembangkan daya kreasi mereka.
Pengaruh Pada Pegawai
Berikut merupakan pengaruh yang ditimbulkan kepada para karyawan yang memiliki pemimpin paternalistik:
- Motivasi dan Semangat
Kepemimpinan paternalistik sering kali dikaitkan dengan memberikan motivasi dan semangat kepada karyawan. Pemimpin yang bersikap baik hati dan peduli terhadap kebutuhan pribadi bawahannya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
- Hubungan Personal
Kepemimpinan paternalistik memungkinkan terjalinnya hubungan personal yang kuat antara pemimpin dan bawahan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan saling mendukung, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas karyawan.
- Budaya Organisasi
Gaya kepemimpinan paternalistik juga dapat memengaruhi budaya organisasi secara keseluruhan. Jika pemimpin menerapkan nilai-nilai seperti kebaikan hati, integritas moral, dan otoritas yang kuat, hal ini dapat tercermin dalam budaya kerja yang positif dan berdampak pada produktivitas karyawan.
- Keseimbangan Antara Otoritas dan Kebapakan
Pemimpin paternalistik perlu menjaga keseimbangan antara otoritas dan kebaikan hati. Dengan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk berkreativitas sambil tetap memberikan arahan dan pengawasan yang diperlukan, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan paternalistik dapat berkontribusi positif terhadap produktivitas karyawan melalui hubungan personal yang erat, motivasi yang diberikan, dan budaya kerja yang tercipta.
Referensi:
Wujarso, R. (2023). Prinsip Manajemen: Mengelola Bisnis untuk Masa Depan yang Berkelanjutan. Asadel Liamsindo Teknologi. K
hasanah, J. S. N. & Jaya, A. (2023). Pengantar Manajemen. Nawa Litera Publishing.
Kuntadi, C. (2017). Excellent Leadership. Republika Penerbit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI