Bibit yang kedua bergumam,
“Aku takut. Jika kutnamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui dibawah sana. Buknkah disana snagat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti heindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu,dalam kesendirian. Dan beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Dari cerita diatas, kita tahu bahwa hidup yang kita jalani sepenuhnya ditentukan oleh pilihan kita, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengn alasan-alasan untuk tak mau melangkah,tak mau menata hidup, dan tak berani memilih. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah serta gigih. Dan karena hidup adalah ilihsn, maka pilihlah dengan bijak.
- Jika kita ingin berjalan cepat, jalanlah sendirian. Tetapi jika ingin berjalan jauh, jalanlah bersama-sama.
- Seseorang yang mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu walaupun ada seratus alasan untuk menyerah, dia akan menemukan satu alasan untuk bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H