Hal penting yang patut direnungkan dalam hidup:
- Jangan mendidik anak untuk menjadi kaya. Didiklah mereka menjadi bahagia. Sehingga saat mereka tumbuh dewasa mereka menilai segala sesuatu bukan dari harganya. Karena anak yang bahagia lebih mudah untuk menjadi kaya.
Keinginan dan obsesi utnuk menjadi kaya dalam hidup tidak sepenuhnya salah, tetapi jika hal itu ditanamkan sedari dini, besar kemungkinan akan terbentuk obsesi-obsesi yang berlebihan, dan apabila tidak tercapai akan menimbulkan besarnya penyesalan dan keputus-asaan.
- Banyak sekali perbedaan antara “manusia & menjadi manusia”
Setiap manusia bisa menjadi yang terbaik dari dirinya, latar belakangnya, status sosial maupun ekonomi. Namun mengapa masih banyak manusia bahkan lebih dari lima puluh persen dari jumlah manusia di dunia tidak merasa demikian. Lalu dimana letak kesalahannya? Apakah semua itu sudah suratan takdir alias nasib?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk yang lain. Selain dikaruniai dengan bentuk tubuh yang fungsional, susunan otot-otot dan tulang yang sangat rapid an teratur, kita dikaruniai otak yang super canggih yang dapat mengontrol denyut jantung kita sampai dengan 100.000 kali / hari, dan mampu mengatur kinerja jantung untuk memompa darah 25.000 liter darah melalui oembuluh darah yang panjangnya kalau dihubungkan dari ujung ke ujung akan mencapai 100.000 km dan ini sama dengan panjang 2 kali bumi apabila ditarik garis lurus mengitari garis khatulistiwa.
Hal-hal diatas hanyalah sebagian kecil dari otak kita, dan masih banyak lagi keajaiban-keajaiban yang mutlak ada pada diri kita yang belum kita ketahui.
Setelah menyadari keistimewaan diatas, mari kita renungkan bagaimana kita selanjutnya untuk menjadi manusia yang sesungguhnya.
- Antara “B” birth (lahir) dan “D” death (mati) ada “C” choice (pilihan). Hidup yang kita jalani sepenuhnya ditentukan oleh setiap pilihan kita.
Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah lading yang subur. Bibit yang pertama berkata,
“Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanha ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyapa dunia. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”
Bibit yang kedua bergumam,
“Aku takut. Jika kutnamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui dibawah sana. Buknkah disana snagat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti heindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu,dalam kesendirian. Dan beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Dari cerita diatas, kita tahu bahwa hidup yang kita jalani sepenuhnya ditentukan oleh pilihan kita, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengn alasan-alasan untuk tak mau melangkah,tak mau menata hidup, dan tak berani memilih. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah serta gigih. Dan karena hidup adalah ilihsn, maka pilihlah dengan bijak.
- Jika kita ingin berjalan cepat, jalanlah sendirian. Tetapi jika ingin berjalan jauh, jalanlah bersama-sama.
- Seseorang yang mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu walaupun ada seratus alasan untuk menyerah, dia akan menemukan satu alasan untuk bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H