Mohon tunggu...
Naila Izzati
Naila Izzati Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Pamulang Akuntansi S-1

“Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup selamanya” - Mahatma Gandhi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kepemimpinan Otoriter terhadap Motivasi Karyawan

12 Desember 2023   21:33 Diperbarui: 12 Desember 2023   23:02 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menjalankan sebuah Perusahaan, tentu saja dibutuhkan banyak sumber daya, diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu pengetahuan, sumber daya teknologi dan sumber daya  manusia. Untuk dapat megelola sumber daya tersebut, maka dibutuhkannya seorang pemipin agar dapat mengkoordinir berbagai sumber daya yang dibutuhkan Perusahaan.

Salah satu sumber daya yang mempunyai kedudukan paling penting dalam kelangasungan Perusahaan adalah sumber daya manusia. Karyawan dalam Perusahaan merupakan salah satu dari alat produktivitas Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional Perusahaan. Sebab, tanpa adanya karyawan, sebuah Perusahaan tidak dapat mencapai tujuan nya dengan baik, serta tidak dapat melakukan kegiatan operasionalnya. Mengingat pentingnya karyawan sebagai sumber daya manusia perusahaan, maka diperlukan peranan seorang pemimpin yang mampu melihat, mengamati dan memahami keadaan dalam perusahannya.

Apa Itu Pemimpin?

"pemimpin (leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan" (Hasibuan, 2016:13).

Bedanya apa dengan kepemimpinan?

"kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah dirancang". (Kartono, 2014:153)

"Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi" (Rivai, dkk, 2014:3).

Gaya kepemimpinan dalam Perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan Perusahaan. Namun, gaya kepemimpinan yang paling sering ditemui dalam praktiknya adalah gaya kepemimpinan otoriter atau otokratis, di mana gaya kepemimpinan ini memiliki karakteristik yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, sombong, menganggap bawahan sebagai alat belaka, dan tidak mau menerima kritik dan saran.

Dalam tindakan pergerakannya, pemimpin yang otoriter sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum, dengan indicator sentralisasi wewenang, produktivitas kerja, serta manajemen setiap keputusannya dianggap sah dan bawahannya wajib menerima perintah tanpa diberikan kebebasan bertanya atau berpendapat. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan dan kurangnya motivasi pada karyawan sebagai bawahan karena mereka merasa tidak dihargai dan tidak memiliki control atas pekerjaan mereka.

Kepemimpinan otoriter mengadopsi pada bakat atau karakter seseorang yang dibawa kedalam jiwa kepemimpinannya. Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin merupakan tokoh yang memberikan banyak pengaruh pada karyawannya. Pengaruh itu menjadikan sang pemimpin ditakuti, disegani, diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakannya. Selain itu, seorang pemimpin yang mempunyai gaya otoriter menjadikan orang lain bergantung pada apa yang menjadi keputusannya.

Seorang pemimpin yang bergaya otoriter memiliki wewenang yang dianggap tanpa batas. Wewenang disini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal atau kebijakan baik itu keputusan yang memberikan solusi maupun berpotensi merugikan bagi organsasi atau Perusahaan.

Dampak Negatif dan Positif Gaya kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter dapat berpengaruh negatif terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan otoriter tidak memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Karyawan merasa tidak dihargai dan tidak memiliki otonomi dalam bekerja. Akibatnya, karyawan menjadi tidak termotivasi untuk bekerja dan tidak bersemangat untuk mencapai tujuan organisasi.

Berikut adalah beberapa dampak negatif gaya kepemimpinan otoriter terhadap motivasi kerja karyawan:

  • Karyawan merasa tidak dihargai dan tidak memiliki otonomi dalam bekerja.
  • Karyawan menjadi tidak termotivasi untuk bekerja dan tidak bersemangat untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Karyawan menjadi tidak kreatif dan inovatif.
  • Karyawan menjadi tidak loyal terhadap organisasi

Adapun beberapa dampak positif gaya kepemimpinan otoriter adalah sebagai berikut :

  • Penerapan gaya kepemimpinan ini cocok di lingkungan dengan tekanan tinggi atau kondisi darurat konflik. Sehingga, satu komando perlu dilakukan.
  • Pemimpin biasanya tegas dan cepat dalam mengambil kebijakan
  • Hasil kepemimpinan biasanya terlihat sempurna. Sebab, pemimpin tidak memaafkan kesalahan apa pun. Tipe kepemimpinan ini berguna untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit, dan konstruksi karena membutuhkan keseriusan tinggi.

Kritik dan Saran Terhadap Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kritik terhadap kepemimpinan otoriter melibatkan kemungkinan terbatasnya kreativitas dan inovasi, serta kurangnya partisipasi anggota tim. Pemimpin yang terlalu otoriter juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang menimbulkan ketegangan dan ketidakpuasan.

1. Fleksibilitas: Cobalah untuk menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi ide-ide baru dan memberikan ruang untuk inovasi.

2. Komunikasi Terbuka: Tingkatkan komunikasi dua arah agar anggota tim merasa didengar dan memiliki kontribusi yang dihargai.

3. Delegasi Tanggung Jawab: Berikan tanggung jawab kepada anggota tim untuk meningkatkan keterlibatan dan perkembangan mereka.

4. Pembinaan: Jadilah seorang pemimpin yang memotivasi dan membina anggota tim, bukan hanya memberikan perintah.

5. Pemahaman Terhadap Karyawan: Kenali kekuatan dan kelemahan anggota tim untuk dapat menempatkan mereka di posisi yang sesuai.

Perlu diingat, bahwa gaya kepemimpinan dapat berbeda-beda tergantung situasi dan konteks organisasi ataupun Perusahaan. Efektivitas dari gaya kepemimpinan tidak hanya tergantung pada jenis dari gaya kepemimpinan itu sendiri, tapi juga bergantung pada konteks dan situasi dimana kepemimpinan tersebut akan dijalankan.

Perusahaan juga dapat menerapkan pendekatan yang berbeda pada unitnya masing-masing, sesuai dengan karakteristik, tugas, dan kebutuhan spesifik masing-masing unit organisasi. Misalnya, unit yang bekerja dengan tugas yang lebih rutin dan terstruktur mungkin memerlukan gaya kepemimpinan otoriter yang lebih terstruktur, sementara unit yang bekerja dengan tugas yang lebih kompleks mungkin memerlukan gaya kepemimpinan demokratis yang lebih fleksibel.

Selain itu, perusahaan dapat memberikan insentif yang dapat memotivasi karyawan, seperti bonus kinerja atau peluang pengembangan karir, yang dapat membantu meningkatkan motivasi karyawan. Perusahaan juga dapat melakukan survei kepuasan kerja dan meminta umpan balik dari karyawan untuk mengetahui gaya kepemimpinan apa yang dianggap paling efektif dalam meningkatkan motivasi karyawan. Selain itu, perusahaan dapat memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan kepada pemimpin, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif dalam memotivasi bawahannya.

Kelompok 5
- M. Rivaldo.
- M. Rizki
- Naila Izzati
- Nandika Banu A.
- Nur Ryana I.
- Putri Rahmadina

Sumber :

Robbins. 2018. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat. 

Wibowo. 2018. Perlaku Dalam Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Amalia, Dzikrillah Rizqi. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 3 No. 1 Juli 2016

Rivai, Veithzal, dkk. 2009. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun