Aspek metodologis
Pendidikan Pancasila juga mengalami perubahan dalam hal metode dan strategi pembelajaran. Pada awalnya, pendidikan Pancasila menggunakan metode ceramah dan hafalan yang bersifat dogmatis dan monologis. Prof. Dr. B.J. Habibie menuturkan bahwa lenyapnya Pancasila dari kehidupan terkait beberapa hal.
- Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Â
- Kedua, alasan selanjutnya mengapa Pancasila sudah mulai dilupakan adalah terjadinya euforia reformasi sebagai akibat traumatik masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila.
Tantangan Pendidikan Pancasila
Tantangan pendidikan Pancasila ada 2 faktor:
1. Internal
- Adanya berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).
- Tantangan di perguruan tinggi yaitu kurangnya SDM dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila
2. Eksternal
Adanya krisis keteladanan daripara elit politik dan maraknya gaya hidup Hedonistik didalam masyarakat.
Tantangan eksternal berskala besar :
- Mondialisasi atau globalisasi.
- Lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakan keadilan.
- Ketimpangan kesejahteraan antara kota dan desa, terlebih Jawa dan luar Jawa.
Abdulgani menyatakan bahwa Pancasila adalah leitmotive dan leitstar, dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan. Tanpa adanya leitmotive dan leitstar Pancasila ini, kekuasaan negara akan menyeleweng. Oleh karena itu, segala bentuk penyelewengan itu harus dicegah dengan cara mendahulukan Pancasila dasar filsafat dan dasar moral (1979:14). Agar Pancasila menjadi dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan bagi generasi penerus pemegang estafet kepemimpinan nasional, maka nilai-nilai Pancasila harus dididikkan
kepada para mahasiswa melalui mata kuliah pendidikan Pancasila.
Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan