Mohon tunggu...
Nailah Amalea Hannah
Nailah Amalea Hannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

love is the kind that awakens the soul and makes us reach for more, that plants a fire in our hearts and brings piece our things and that's what you given to everyone.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Tunjangan Hari Raya Idul Fitri, Berkah atau Malah Kenikmatan Sesaat?

17 April 2024   00:26 Diperbarui: 17 April 2024   22:10 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara sederhana dan dalam pemahaman awam, suatu harga melonjak tinggi karena adanya permintaan (demand) yang meningkat, sementara itu persediaan (supply) terbatas jumlahnya. 

Hukum klasik ekonomi inilah yang secara rutin selalu saja terjadi setiap tahun sejalan dengan dilangsungkannya ritual suci agama, dengan sedemikian cermat, pihak pedagang maupun produsen sengaja menerapkan taktik tertentu untuk merangsang masyarakat agar selalu melakukan pembelian. 

Lihatlah bagaimana pesta pemotongan harga seakanakan sengaja digelar untuk menyembuhkan dahaga masyarakat yang sedemikian tinggi untuk terus membeli dan memborong barang tanpa henti.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Masyarakat akan mudah terpesona dengan iming-iming yang ditawarkan pedagang yang seolah-olah berbaik hati dengan menjalankan praktik diskon harga. Padahal, kalau dilihat lihat, itu semua tidak lebih sebagai strategi untuk menggiring konsumen terkuras uangnya, apalagi menjelang pembagian uang THR (Tunjangan Hari Raya).

Lebih tegas lagi, di mana pun tempatnya dan apa pun motifnya, dunia perdagangan hanya mempunyai satu tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, dan ternyata konsumsi yang terjadi dalam masyarakat tidak hanya sebatas dilakukan pada jenis- jenis barang yang habis sekali pakai, seperti berbagai jenis makanan dan minuman. 

Masyarakat juga ingin mengonsumsi dua entitas pasar sekaligus, yaitu mengonsumsi produk yang menawarkan rasa kenyang, nikmat, dan penampilan menarik. 

Di sinilah terjadi kepuasan tubuh secara simultan melalui praktik berbelanja. Lebih tepatnya dapat diungkapkan bahwa tubuh juga menjadi arena perjuangan berkembangnya perdagangan komoditas (tubuh merupakan tempat pertarungan komoditas). Jadi, begitulah asal-usul dari THR, kalau kalian sudah dapat THR belum???.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun