Sebagai contoh, seseorang yang sangat bangga menjadi bagian dari suku atau tim olahraga tertentu akan merasakan hubungan emosional yang mendalam dengan kelompok tersebut. Perasaan afektif ini juga dapat mempengaruhi sejauh mana individu siap untuk membela kelompoknya atau menghindari kelompok lain yang dianggap “berbeda”.
3. Dimensi sosial
Dimensi sosial berfokus pada peran individu dalam masyarakat dan bagaimana identitas sosial mereka berfungsi dalam konteks sosial yang lebih luas. Hal ini mengacu pada bagaimana individu beradaptasi dengan norma-norma dan peran sosial yang berlaku dalam kelompok atau masyarakatnya.
Sebagai contoh, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai seorang pelajar mungkin merasa terdorong untuk mengikuti peraturan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, atau memenuhi harapan orang tua. Dimensi sosial ini menunjukkan bagaimana identitas sosial memengaruhi perilaku, interaksi, dan ekspektasi individu dalam masyarakat.
4. Dimensi interaksi
Dimensi interaksi mengacu pada bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain berdasarkan identitas sosial mereka. Dalam konteks ini, identitas sosial dibentuk dan dipertahankan melalui komunikasi dan hubungan dengan orang lain.
Interaksi dengan kelompok sosial, baik di keluarga, di sekolah, di tempat kerja atau dalam konteks budaya tertentu, membantu individu untuk membentuk persepsi mereka tentang diri mereka sendiri dan peran sosial mereka.
Melalui interaksi sosial ini, individu menerima umpan balik dan penegasan dari orang lain mengenai identitas mereka, yang dapat memperkuat atau mengubah pandangan mereka tentang diri mereka sendiri.
5 Dimensi peran sosial
Dimensi peran sosial mencakup peran yang dimainkan individu dalam masyarakat, yang sering kali terkait dengan status atau posisi dalam kelompok sosial. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki identitas sosial sebagai pelajar, anak, pekerja, atau pemimpin masyarakat.
Setiap peran sosial ini memiliki harapan, tanggung jawab, dan aturan yang harus diikuti oleh individu untuk memenuhi peran tersebut. Identitas sosial sering kali terbentuk berdasarkan cara individu memandang dan menjalankan peran sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari.