Mohon tunggu...
Naila Faradia Naura
Naila Faradia Naura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

My hobbies are singing and cooking.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidangan Khas Lebaran: Filosofi dan Makna Ketupat

23 April 2024   18:50 Diperbarui: 23 April 2024   18:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Sebagian besar masyarakat Islam Indonesia khususnya di Pulau Jawa merayakan tradisi syawalan yang dikenal dengan istilah "Kupatan". Kupatan umumnya dilaksanakan pada 8 Syawal dalam satu minggu setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi tersebut berawal dari salah satu tokoh Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga atau Raden Mas Sahid. Kupatan ini dijadikan sebagai media untuk menyiarkan ajaran agama Islam di Jawa yang meyakini kesakralan ketupat pada waktu itu.


    Dalam bahasa Jawa, arti ketupat atau kupat merupakan kepanjangan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku Lepat mempunyai makna mengakui kesalahan. Ngaku Lepat dapat diwujudkan dengan prosesi sungkeman yang berupa memohon ampunan dihadapan orang tua. Ngaku Lepat juga dapat diimplementasikan dengan permintaan maaf kepada kerabat atau tetangga, serta saling mengakui kesalahan satu sama lain.


    Sedangkan Laku Papat memiliki arti empat tindakan, diantarannya: lebaran, luberan, leburan, laburan. Pertama lebaran, artinya menandakan  kita telah menyelesaikan puasa selama satu bulan penuh. Kedua luberan, artinya meluap atau melimpahkan rezeki untuk saling berbagi  kepada yang berhak menerima. Ketiga leburan, artinya melebur dosa dan saling maaf dan memberi maaf. Keempat laburan, artinya bersih atau suci dengan begitu diharapkan agar manusia selalu menjaga perilaku serta tidak mengotori hatinya.  


     Kupat berbentuk segi empat yang melambangkan empat jenis nafsu duniawi, yaitu al amarah (nafsu emosional), al lawwamah (nafsu untuk memuaskan rasa lapar), supiah (nafsu untuk mempunyai sesuatu yang indah), dan mutmainah (keinginan untuk memaksa diri). Sementara itu, ketupat memiliki berbagai filosofi tersendiri, di mulai dari anyaman ketupat, isi ketupat, hingga lauk.


    Anyaman ketupat mempunyai bentuk yang sangat rumit, begitu pun dengan lika liku kehidupan manusia yang tidak lepas dari kesalahan. Kemudian ketupat berisi beras lalu dikemas menggunakan janur atau daun kelapa muda lentur sebagai tolak bala (tolak bahaya) yang melambangkan kebersamaan dan kemakmuran. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang menggantungkan kupat di depan rumahnya sebagai tawasul untuk menghindari mara bahaya. Ketupat biasanya dipadukan dengan bahan yang berupa santan, seperti opor ayam, gulai, dan rendang.


    Ketupat bagi masyarakat Jawa melambangkan ampunan apabila ketika seseorang mengunjungi sanak saudara, mereka mempersembahkan ketupat dan meminta untuk dimakan. Ketika ketupat dimakan, otomatis pintu ampunan terbuka dan segala kesalahan serta kekeliruan terhapus. Makanan tidak hanya untuk mengenyangkan perut dalam sebuah budaya. Tetapi terdapat beberapa filosofi di balik makanan yang sangat bermakna. Ketupat juga memiliki filosofi yang menyimbolkan budaya dan tradisi Nusantara.


    Ketupat juga terdapat di negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Sementara itu, Filipina juga memiliki makanan yang hampir sama dengan ketupat, namun dengan bentuk anyaman yang tidak sama. Cara mengonsumsi ketupat di  Indonesia tergolong unik, karena terdiri dari berbagai suku dan budaya yang mempengaruhi kebiasaan makan dari semua wilayah negara Indonesia.


    Kupatan diperingati sebagai ungkapan rasa syukur bagi umat Islam, yang telah melaksanakan puasa Syawal setelah puasa Ramadhan. Selain itu, tujuan kupatan dapat diartikan sebagai simbol kebersamaan dan kasih sayang. Tradisi kupatan mempunyai nilai filosofi yang diwariskan pada masa penyebaran Islam Nusantara di Pulau Jawa. Untuk mengingat keakraban masyarakat Muslim di Indonesia melalui tradisi kupatan, kearifan lokal ini juga penting untuk dilestarikan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.


    Salah satu cara melestarikannya adalah dengan terus melakukan kupatan untuk menanamkan nilai -- nilai filosofi bagi generasi muda. Dengan dilaksanakannya tradisi kupatan, diharapkan agar dikenal tidak hanya sekedar perayaan belaka, namun juga sebagai Warisan Islam Indonesia yang penuh makna dan nilai yang mendalam.


    Selain ketupat, hidangan khas lebaran lain juga terdapat beberapa filosofi, antara lain sebagai berikut:

1. Rendang

    Rendang asal dari negeri minang menjadi salah satu menu yang wajib disantap saat lebaran. Bagi masyarakat minang, rendang terbuat dari bahan dasar daging sapi yang dimasak dengan banyak bumbu, sehingga memiliki filosofi tersendiri yaitu musyawarah dan mufakat. Dikarenakan dalam rendang terdapat empat unsur yaitu daging, kelapa, merica dan rempah-rempah lainnya.


    Orang Minang mempercayai bahwa dalam pembuatan rendang terdapat tiga arti yaitu kesabaran, kebijaksanaan dan keteguhan hati. Memakan waktu yang cukup lama kurang lebih 6-7 jam yang dibutuhkan untuk mencapai citra rasa dalam membuat rendang, maka dari itulah rendang diberikan ketiga makna tersebut.


2. Opor Ayam

    Menu khas lebaran selanjutnya yang tidak pernah tertinggal adalah opor ayam. Saat hari raya Idul Fitri opor ayam biasanya disajikan dengan ketupat. Opor ayam terbuat dari santan dan mempunyai kuah yang gurih dan nikmat. Santan dalam bahasa Jawa diartikan sebagai "pangapunten" yang artinya permintaan maaf.


    Maka dari itulah, mengapa opor selalu dipadukan dengan ketupat, karena kombinasi ini dimaksudkan sebagai simbol permintaan maaf yang tulus untuk memperbaiki kesalahan dengan hati yang putih dan suci.


3. Lepet

    Lepet merupakan hidangan yang dipersembahkan saat Idul Fitri. Kata lepet berasal dari kata "silep" yang artinya "mengubur atau menyimpan" dan "rapet" yang artinya "rapat". Pepatah terkenal tentang lepet adalah "mangga dipun silep ingkang rapet" yang artinya "mari kita kubur dengan rapat".


    Hidangan khas lebaran ini terbuat dari beras ketan, parutan kelapa muda, sedikit garam, dan biasanya ditambahkan dengan kacang. Kemudian dibungkus dengan daun kelapa muda atau janur dan direbus sampai matang. Lepet mirip dengan lember dan lontong, bedanya teksturnya lebih lengket.


    Lepet ini terlihat sangat unik karena bentuknya menyerupai sebuah mayat. Lepet juga diberi tiga buah tali yang di lilit melingkar, seperti membungkus mayat. Tujuannya untuk menekankan bentuk tubuhnya. Secara filosofi terikat oleh tiga tali seperti mayat, yang artinya kesalahan tidak akan dibalas sampai mati.


4. Apem

    Kue apem merupakan makanan khas idul fitri yang wajib ada bagi masyarakat Jawa. Apem adalah kue tradisional yang dibuat dari bahan tepung beras dengan warna warna yang cerah seperti pink, hijau dan coklat. Apem juga mempunyai tekstur yang sangat amat lembut sehingga mudah untuk disantap.


    Kue apem yang dibuat saat idul fitri memiliki filosofi yang berasal dari bahasa Arab adalah "Afwun" yang berarti maaf. Dalam bahasa Jawa agak sulit diucapkan dalam dialek Arab, oleh karena itu masyarakat menyebutnya kue apem. maka dari itu, kue apem menjadi lambang pengampunan saat perayaan hari raya Idul Fitri.

    Hari Raya Idul Fitri merupakan puncak bagi umat Muslim karena telah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, dan sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan. Di hari raya Idul Fitri terdapat beberapa makanan yang akan dihidangkan kepada para tamu, antara lain yaitu: Ketupat, Rendang, Opor Ayam, Lepet, dan Apem.  Tidak hanya sajiannya yang lezat, makanan khas lebaran tersebut juga mempunyai filosofi dan makna yang sangat mendalam bagi yang menyajikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun