Mohon tunggu...
Nahnia Usbah
Nahnia Usbah Mohon Tunggu... Mahasiswa - education enthusiast

Berusaha menjadi muslimah taat dan memberikan kontribusi bagi umat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Kehidupan Sekuler Kapitalis Melahirkan Individu Sadis?

24 September 2023   07:22 Diperbarui: 24 September 2023   07:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Kamis malam (7/9/23), terjadi kejadian yang sangat menyedihkan di sebuah rumah kontrakan di Desa Sukadanau, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kejadian yang menewaskan seorang istri akibat ulah suaminya sendiri. Korban atau sang istri sebelum dinyatakan meninggal dunia telah mendapatkan kekerasan yang dilakukan oleh suaminya (Republika). 

Pada saat yang sama tanggal 7 September peristiwa serupa terjadi yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya yang berlokasi di Jalan Gunung Besi Lirang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Seorang suami berinisial BSK tak terima digugat cerai lantas tega menusuk istrinya (NSL) sebanyak 4 kali menggunakan pisau. Pelaku (BSK) tak terima digugat cerai. Setelah ditusuk oleh sang suami, NSL pun dinyatakan meninggal dunia. (Kompas.com)

Kasus seperti ini bukan hanya terjadi satu dua kali tetapi tak jarang kita temui pemberitaan mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bahkan beberapa diantaranya adalah pembunuhan suami kepada istri, istri membunuh suami, bahkan ada yang membunuh anak kandung dan ibu kandungnya sendiri dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Naudzubillah.

Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sepanjang 2023 sampai bulan september ini (dikutip dari tirto.id), total keseluruhan jumlah kasus kekerasan di Indonesia mencapai 18.466 kasus, dari angka tersebut korban terbanyak adalah perempuan yaitu mencapai 16.351 orang. 

Dari keseluruhan jumlah kasus, ada 11.324 kasus KDRT. Jumlah korban dalam kasus KDRT mencapai 12.158 atau tertinggi dibandingkan kategori lainnya. Sungguh miris, dari banyaknya kasus KDRT dengan berbagai penyebab yang mengakibatkan tindak pembunuhan.

Hal ini menunjukkan lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan saat menghadapi masalah dalam kehidupan berumah tangga. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang antar anggota keluarga. Namun justru menjadi yang paling ditakuti dengan berbagai kekerasan yang didapatkan dari anggota keluarga sendiri bahkan sampai mengancam nyawa.

Ini adalah potret buram kehidupan sekuler kapitalistik yang jauh dari keimanan. Kehidupan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah melahirkan individu yang serba bebas dalam melakukan apapun. Hukum yang diadopsi bersumber dari manusia bukan dari Allah SWT sebagai satu-satunya Maha Pengatur. Maka wajar nilai-nilai ruhiyah tidak hadir ketika memecahkan permasalahan hidup, sebagai gantinya akal dan hawa nafsulah yang menjadi sandarannya.

Islam sebagai agama yang sempurna dengan akidah Islam sebagai landasan, memiliki aturan paripurna yang tertuang di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Aturan ini yang dikenal dengan hukum-hukum syariat yang bisa diterapkan secara praktis untuk mengatur kehidupan individu, keluarga, bermasyarakat, hingga bernegara. Dengan landasan iman ini, Islam mampu memberikan kekuatan dan kesabaran seorang hamba dalam menghadapi kesulitan.

Setiap rumah tangga memiliki permasalahannya masing-masing sebagai ujian yang diberikan Allah kepada hambanya, namun saat menyelesaikan masalah hal pertama harus disadari oleh seorang muslim adalah bahwa ini qodho/ketetapan Allah yang harus dihadapi dengan lapang dada. Kedua, dia akan berusaha menyelesaikan masalahnya sesuai tuntunan Islam, karena menyadari syariat Islam pasti mampu memberi solusi. Bukan sebaliknya menyelesaikan dengan memperturutkan hawa nafsu yang akhirnya mengundang murka Allah SWT.

Berkaitan dengan rasa aman, kita sebagai individu tidak bisa mengupayakan sendiri tanpa aturan yang mampu menjamin keamanan itu sendiri, apalagi dalam sistem Kapitalis-sekuler saat ini, dimana keamanan dan keadilan diukur dengan materi. Sementara Islam memosisikan keamanan sebagai salah satu kebutuhan pokok umat, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

"Barang siapa yang bangun pada pagi hari merasa aman di sekitarnya, sehat badannya, dan mempunyai makanan (pokok) hari itu, seolah-olah ia telah memiliki dunia seisinya."

Dari hadis ini, Rasulullah saw. menyetarakan keamanan dengan makanan pokok, sedangkan makanan adalah kebutuhan pokok. Artinya, keamanan adalah kebutuhan pokok rakyat. Oleh karenanya, negara wajib menjaga keamanan seluruh rakyatnya, laki-laki maupun perempuan, tanpa diskriminasi.

Telah jelas, Islam menetapkan bahwa "terjaganya kehormatan perempuan" bukan hanya tanggung jawab individu dan keluarganya, melainkan juga masyarakat dan negara memiliki andil besar. Penyelesaian terhadap masalah kekerasan terhadap perempuan hanya akan bisa terwujud dengan tiga pilar, yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan suatu sistem yang terpadu yang dilaksanakan oleh negara sebagai pelaksana dari aturan Allah Taala.

Pertama, dengan individu yang bertakwa maka setiap perbuatan yang dilakukan memperhatikan standar halal haram. Kedua, dengan kontrol masyarakat diterapkan dengan menerapkan amar makruf nahi munkar. Dengan itu, ketika ada suatu masalah yang terjadi masyarakat tidak akan bersikap acuh, melainkan akan mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan. Terakhir, negara membantu rakyatnya agar hidup tenang aman dan damai dalam suasana keimanan, dengan memenuhi kebutuhan manusia dan mensejahterakannya melalui penerapan Islam kafah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah(2): 208

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun