Mohon tunggu...
Nahlu Hasbi Heriyanto
Nahlu Hasbi Heriyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Ambil baiknya, Buang buruknya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

UKM Sastra: Kamuflase Bayangan Pt. 7

21 Juli 2024   16:10 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagas, Citra, dan Adi melanjutkan penyelidikan mereka dengan tekad bulat. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum rahasia mereka terungkap. Mereka berkumpul di sebuah ruangan aman yang mereka temukan di sudut kampus, mengatur rencana selanjutnya. Adi, meskipun tampak ketakutan, memberikan banyak informasi berharga tentang struktur UKM Sastra dan Dewan Tertinggi.

Suatu malam, ketika mereka sedang membahas langkah berikutnya, Adi tiba-tiba tampak gelisah. Bagas dan Citra tidak menyadari bahwa Adi telah merencanakan sesuatu yang jahat. Dengan cepat, Adi membuka pintu dan memberikan sinyal kepada seseorang di luar. Dalam sekejap, sekelompok orang berpakaian hitam masuk dan mengepung mereka.

"Maafkan aku," kata Adi dengan suara bergetar. "Aku tidak punya pilihan."

Bagas dan Citra merasa marah dan kecewa. Mereka tidak menyangka Adi akan berkhianat. Orang-orang berpakaian hitam itu adalah anggota UKM Sastra yang ditugaskan untuk menyingkirkan mereka. Mereka dengan cepat menyeret Bagas dan Citra keluar dari ruangan.

Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul dari sudut ruangan. Itu adalah Bimo. Dengan cepat, dia mengalahkan beberapa anggota UKM Sastra dengan gerakan yang terlatih. "Lepaskan mereka!" teriak Bimo dengan suara tegas.

Bagas dan Citra terkejut melihat Bimo. Mereka tidak tahu bahwa dia memiliki keterampilan seperti itu. Bimo membantu mereka bangkit dan menghadapi anggota UKM Sastra yang tersisa. Setelah pertempuran singkat, mereka berhasil melumpuhkan semua musuh mereka.

"Bagaimana kamu bisa...?" tanya Citra keheranan.

Bimo tersenyum pahit. "Aku adalah mantan anggota Dewan Tertinggi. Aku tahu semua tentang UKM Sastra dan rahasia kelam mereka. Aku keluar dari organisasi itu setelah menyadari betapa berbahayanya mereka. Aku telah berusaha menghentikan mereka sejak saat itu."

Bagas dan Citra tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut mereka. "Kenapa kamu tidak pernah memberitahu kami?" tanya Bagas.

"Aku harus memastikan kalian bisa dipercaya dan benar-benar bertekad untuk menghentikan mereka," jawab Bimo. "Sekarang kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadari apa yang terjadi."

Dengan bantuan Bimo, Bagas dan Citra memutuskan untuk menyerang jantung organisasi: tempat pertemuan rahasia Dewan Tertinggi. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk mengakhiri kegelapan yang melingkupi kampus.

Malam itu, mereka menyelinap ke gedung tua di sudut kampus yang digunakan oleh UKM Sastra untuk pertemuan rahasia mereka. Mereka menemukan ruangan besar dengan meja bundar di tengahnya. Lima kursi kosong menunggu kedatangan Dewan Tertinggi.

Bimo mengarahkan mereka ke sebuah ruangan kecil di sebelahnya, tempat dia dulu menyimpan dokumen-dokumen penting. Di sana, mereka menemukan bukti yang bisa menghancurkan UKM Sastra: daftar anggota, rekaman pertemuan, dan catatan tentang tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota organisasi.

Namun, sebelum mereka bisa membawa bukti itu keluar, pintu ruangan terbuka. Dewan Tertinggi telah tiba, dan mereka tidak terlihat senang melihat pengkhianatan Bimo.

"Kamu seharusnya tidak pernah kembali, Bimo," kata salah satu dari mereka dengan suara dingin. "Kamu tahu apa konsekuensinya."

Pertarungan sengit pun terjadi. Bimo menunjukkan keahliannya yang luar biasa dalam melawan mantan rekan-rekannya, sementara Bagas dan Citra berusaha melindungi bukti yang telah mereka temukan.

Namun, Dewan Tertinggi terlalu kuat. Mereka berhasil menangkap Bimo, dan Bagas serta Citra terpojok di sudut ruangan. Ketika tampaknya semuanya akan berakhir, Bimo, dengan tenaga terakhirnya, melemparkan sesuatu kepada Bagas.

"Gunakan ini untuk mengakhiri semuanya," kata Bimo dengan suara lemah.

Bagas melihat benda itu: sebuah flash drive berisi semua bukti yang mereka butuhkan. Dengan cepat, dia dan Citra melarikan diri dari ruangan, meninggalkan Bimo yang tertangkap di tangan Dewan Tertinggi.

Mereka berhasil keluar dari gedung dan berlari menuju kantor dekan. Namun, mereka tahu bahwa mereka belum benar-benar aman. Di belakang mereka, bayangan terus mengejar, siap untuk menghentikan mereka kapan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun