Malam itu, mereka menyelinap ke gedung tua di sudut kampus yang digunakan oleh UKM Sastra untuk pertemuan rahasia mereka. Mereka menemukan ruangan besar dengan meja bundar di tengahnya. Lima kursi kosong menunggu kedatangan Dewan Tertinggi.
Bimo mengarahkan mereka ke sebuah ruangan kecil di sebelahnya, tempat dia dulu menyimpan dokumen-dokumen penting. Di sana, mereka menemukan bukti yang bisa menghancurkan UKM Sastra: daftar anggota, rekaman pertemuan, dan catatan tentang tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota organisasi.
Namun, sebelum mereka bisa membawa bukti itu keluar, pintu ruangan terbuka. Dewan Tertinggi telah tiba, dan mereka tidak terlihat senang melihat pengkhianatan Bimo.
"Kamu seharusnya tidak pernah kembali, Bimo," kata salah satu dari mereka dengan suara dingin. "Kamu tahu apa konsekuensinya."
Pertarungan sengit pun terjadi. Bimo menunjukkan keahliannya yang luar biasa dalam melawan mantan rekan-rekannya, sementara Bagas dan Citra berusaha melindungi bukti yang telah mereka temukan.
Namun, Dewan Tertinggi terlalu kuat. Mereka berhasil menangkap Bimo, dan Bagas serta Citra terpojok di sudut ruangan. Ketika tampaknya semuanya akan berakhir, Bimo, dengan tenaga terakhirnya, melemparkan sesuatu kepada Bagas.
"Gunakan ini untuk mengakhiri semuanya," kata Bimo dengan suara lemah.
Bagas melihat benda itu: sebuah flash drive berisi semua bukti yang mereka butuhkan. Dengan cepat, dia dan Citra melarikan diri dari ruangan, meninggalkan Bimo yang tertangkap di tangan Dewan Tertinggi.
Mereka berhasil keluar dari gedung dan berlari menuju kantor dekan. Namun, mereka tahu bahwa mereka belum benar-benar aman. Di belakang mereka, bayangan terus mengejar, siap untuk menghentikan mereka kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H