Mohon tunggu...
Nahlu Hasbi Heriyanto
Nahlu Hasbi Heriyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Ambil baiknya, Buang buruknya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

UKM Sastra: Kamuflase Bayangan Pt. 7

21 Juli 2024   16:10 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:15 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, mereka menyelinap ke gedung tua di sudut kampus yang digunakan oleh UKM Sastra untuk pertemuan rahasia mereka. Mereka menemukan ruangan besar dengan meja bundar di tengahnya. Lima kursi kosong menunggu kedatangan Dewan Tertinggi.

Bimo mengarahkan mereka ke sebuah ruangan kecil di sebelahnya, tempat dia dulu menyimpan dokumen-dokumen penting. Di sana, mereka menemukan bukti yang bisa menghancurkan UKM Sastra: daftar anggota, rekaman pertemuan, dan catatan tentang tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota organisasi.

Namun, sebelum mereka bisa membawa bukti itu keluar, pintu ruangan terbuka. Dewan Tertinggi telah tiba, dan mereka tidak terlihat senang melihat pengkhianatan Bimo.

"Kamu seharusnya tidak pernah kembali, Bimo," kata salah satu dari mereka dengan suara dingin. "Kamu tahu apa konsekuensinya."

Pertarungan sengit pun terjadi. Bimo menunjukkan keahliannya yang luar biasa dalam melawan mantan rekan-rekannya, sementara Bagas dan Citra berusaha melindungi bukti yang telah mereka temukan.

Namun, Dewan Tertinggi terlalu kuat. Mereka berhasil menangkap Bimo, dan Bagas serta Citra terpojok di sudut ruangan. Ketika tampaknya semuanya akan berakhir, Bimo, dengan tenaga terakhirnya, melemparkan sesuatu kepada Bagas.

"Gunakan ini untuk mengakhiri semuanya," kata Bimo dengan suara lemah.

Bagas melihat benda itu: sebuah flash drive berisi semua bukti yang mereka butuhkan. Dengan cepat, dia dan Citra melarikan diri dari ruangan, meninggalkan Bimo yang tertangkap di tangan Dewan Tertinggi.

Mereka berhasil keluar dari gedung dan berlari menuju kantor dekan. Namun, mereka tahu bahwa mereka belum benar-benar aman. Di belakang mereka, bayangan terus mengejar, siap untuk menghentikan mereka kapan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun