"Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan mereka?" tanya Citra dengan suara penuh tekad.
Bimo tersenyum pahit. "Menghentikan mereka tidak akan mudah. Mereka memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar, baik di dalam maupun di luar kampus. Tetapi jika kalian benar-benar ingin menghentikan mereka, kalian harus menemukan bukti yang tidak dapat disangkal dan menyerahkannya kepada pihak berwenang. Dan kalian harus melakukannya dengan cepat, sebelum mereka menemukan kalian."
Bagas dan Citra merasa beban di pundak mereka semakin berat. Mereka tahu bahwa mereka harus bergerak cepat dan hati-hati. Mereka berterima kasih kepada Bimo atas informasi dan nasihatnya sebelum meninggalkan kafe.
Malam itu, Bagas dan Citra kembali ke kampus dengan perasaan campur aduk. Mereka tahu bahwa mereka menghadapi ancaman yang nyata dan berbahaya. Tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang.
Saat mereka berjalan melewati lorong-lorong kampus yang gelap, bayangan-bayangan panjang menari di dinding, seolah-olah mengawasi setiap langkah mereka. Mereka tahu bahwa permainan mematikan ini belum berakhir, dan mereka harus terus maju, apapun risikonya.
Di suatu sudut kampus, seseorang mengamati mereka dari kejauhan. Sosok itu tersenyum dingin, mengetahui bahwa Bagas dan Citra semakin mendekati inti dari misteri yang gelap ini. Dan permainan mematikan ini baru saja memasuki babak baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H