Mengurangi Stres Keuangan: Dengan mengelola uang lebih bijak, mereka dapat menghindari hutang dan tekanan finansial.
Mendorong Kreativitas: Gen Z lebih kreatif dalam mencari alternatif, seperti DIY atau menggunakan kembali barang lama.
Tantangan Deinfluencing
Meskipun deinfluencing memiliki banyak manfaat, gerakan ini juga menghadapi beberapa tantangan:
Kontradiksi dengan Budaya Digital: Sosial media sering kali menjadi tempat promosi produk, sehingga sulit menghindari pengaruh konsumtif sepenuhnya.
Komersialisasi Deinfluencing: Beberapa orang menggunakan tren ini untuk tetap mempromosikan produk lain, yang bertentangan dengan prinsip awalnya.
Deinfluencing bukan hanya sekadar tren, tetapi cerminan dari perubahan cara berpikir Gen Z tentang konsumsi dan finansial. Dengan menjadi lebih sadar akan pengaruh sosial media dan memilih hidup lebih sederhana, generasi ini dapat menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan sehat secara finansial.
Gerakan ini juga menjadi pengingat bagi semua generasi untuk berhenti sejenak, mengevaluasi kebutuhan, dan membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola uang.
Jika terus berkembang, deinfluencing bisa menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih bertanggung jawab dalam konsumsi. Bagi Gen Z, inilah bentuk pemberontakan kreatif yang tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H