Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Short-Term Memory Syndrom: Mengapa Kita Sering Lupa dan Cara Mengatasinya

10 Desember 2024   05:39 Diperbarui: 10 Desember 2024   05:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Short -term Memory Syndrom (Sumber: Andrea piacquadio/Pexels)

Pernahkah Anda lupa di mana meletakkan kunci mobil beberapa menit setelah memakainya? Atau melupakan nama seseorang yang baru saja Anda temui? Fenomena ini sering dikaitkan dengan Short-Term Memory Syndrome(STMS), atau gangguan memori jangka pendek. Meskipun umum terjadi, kondisi ini bisa menjadi masalah serius jika tidak dikelola dengan baik.

Apa Itu Short-Term Memory Syndrome?

Short-Term Memory Syndrome adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi dalam waktu singkat. 

Informasi yang masuk ke memori jangka pendek biasanya hanya bertahan selama beberapa detik hingga beberapa menit sebelum diolah menjadi memori jangka panjang atau dilupakan.

Gangguan ini berbeda dengan demensia atau Alzheimer yang memengaruhi memori jangka panjang. STMS lebih sering disebabkan oleh gangguan sementara atau kebiasaan buruk sehari-hari, bukan penyakit degeneratif otak.

Penyebab Short-Term Memory Syndrome

Ada berbagai faktor yang dapat memicu STMS, di antaranya:

1. Stres dan Kelelahan

Tingkat stres yang tinggi atau kelelahan kronis dapat mengganggu fungsi otak, termasuk kemampuan memproses dan menyimpan informasi.

2. Kurang Tidur

Tidur yang cukup sangat penting untuk konsolidasi memori. Kurang tidur dapat menyebabkan sulitnya mengingat informasi baru.

3. Diet yang Buruk

Kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12 dan omega-3 dapat memengaruhi fungsi otak.

4. Gangguan Konsentrasi

Gangguan dari lingkungan sekitar, seperti kebisingan atau penggunaan gadget berlebihan, dapat mengalihkan perhatian sehingga informasi tidak tersimpan dengan baik.

5. Efek Obat-Obatan

Beberapa obat, seperti antidepresan dan obat tidur, dapat menurunkan kemampuan memori jangka pendek.

6. Kondisi Medis

Penyakit seperti hipotiroidisme, cedera kepala, atau gangguan neurologis lainnya dapat memengaruhi kemampuan memori.

Gejala Short-Term Memory Syndrome

Tanda-tanda seseorang mengalami STMS meliputi:

- Sering lupa tugas sederhana.
- Kesulitan mengingat percakapan yang baru saja terjadi.
- Kehilangan barang-barang seperti kunci, dompet, atau ponsel.
- Kesulitan mengikuti instruksi dengan beberapa langkah.

Solusi untuk Mengatasi Short-Term Memory Syndrome

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengelola dan meningkatkan memori jangka pendek:

1. Tidur yang Cukup

Usahakan tidur selama 7-9 jam setiap malam untuk memberikan otak waktu yang cukup untuk meregenerasi dan mengolah informasi.

2. Kelola Stres

Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan untuk mengurangi stres yang dapat mengganggu konsentrasi.

3. Konsumsi Makanan Bergizi

Makan makanan yang kaya akan omega-3, vitamin B12, dan antioksidan, seperti ikan salmon, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

4. Latih Otak

Aktivitas seperti membaca, bermain teka-teki silang, atau permainan memori dapat melatih otak untuk tetap aktif dan fokus.

5. Kurangi Penggunaan Gadget

Batasi waktu layar dan fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu untuk meningkatkan kemampuan otak dalam menyimpan informasi.

6. Catat Informasi Penting

Gunakan buku catatan atau aplikasi untuk mencatat hal-hal penting agar tidak mudah lupa.

7. Konsultasikan ke Dokter

Jika gejala STMS terus berlanjut, konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Short-Term Memory Syndrome adalah kondisi yang dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik. 

Dengan mengenali penyebabnya dan menerapkan solusi yang tepat, Anda dapat meningkatkan kemampuan memori jangka pendek secara signifikan. 

Ingatlah bahwa gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif.

Rujukan:


1. Harvard Medical School. "Improving Memory: Understanding Age-Related Memory Loss."

2. Mayo Clinic. "Memory Loss: When to Seek Help."

3. National Institute on Aging. "Brain Health and Memory."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun