Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jurnalisme Warga Kekuatan Kolektif untuk Menggugat Ketimpangan Ekonomi Politik

26 November 2024   06:20 Diperbarui: 26 November 2024   06:20 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jurnalis warga (Sumber: Binus University)

Dalam era digital yang terus berkembang, jurnalisme warga menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk bersuara. Ketika media arus utama sering kali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi-politik tertentu, jurnalisme warga hadir sebagai alternatif untuk menyuarakan isu-isu yang kerap terabaikan.

Dari liputan lokal hingga kritik terhadap kebijakan, jurnalisme ini mengukuhkan pentingnya kesadaran kolektif dalam menggugat ketimpangan yang ada.

Jurnalisme Warga di Tengah Dominasi Ekonomi Politik

Dominasi ekonomi-politik dalam media mainstream sering kali menciptakan narasi yang bias. Media yang dimiliki oleh segelintir konglomerasi cenderung menyajikan berita yang berpihak pada pemilik modal. 

Akibatnya, isu-isu mendasar seperti ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, atau hak-hak buruh tidak mendapatkan perhatian yang layak.

Jurnalisme warga, melalui platform digital seperti blog, media sosial, atau kanal YouTube, menawarkan ruang alternatif untuk mengangkat suara dari lapisan masyarakat yang sering diabaikan.

Kesadaran Kolektif: Pilar Utama Jurnalisme Warga

Kesadaran kolektif adalah fondasi utama bagi keberhasilan jurnalisme warga. Ketika masyarakat menyadari pentingnya berbagi informasi yang akurat dan relevan, mereka dapat saling mendukung dalam membangun narasi yang berimbang.

Kesadaran ini tumbuh dari kebutuhan untuk melawan ketidakadilan yang sering kali diabaikan oleh media besar. Kampanye digital seperti petisi daring atau laporan lapangan tentang isu lokal menjadi bukti nyata bagaimana kesadaran kolektif mampu memengaruhi opini publik dan kebijakan pemerintah.

Tantangan yang Menghadang
Namun, jurnalisme warga bukan tanpa tantangan. Salah satu isu terbesar adalah kredibilitas. Ketika semua orang memiliki akses untuk mempublikasikan informasi, ancaman berita palsu (hoaks) menjadi nyata.

Selain itu, kurangnya perlindungan hukum bagi jurnalis warga juga menjadi hambatan. Banyak dari mereka yang menghadapi intimidasi atau bahkan kriminalisasi saat mengungkap kebenaran yang tidak nyaman bagi pihak berkuasa.

Membangun Narasi Alternatif yang Kuat

Untuk mengatasi tantangan ini, jurnalisme warga perlu memperkuat narasinya melalui kolaborasi dan pelatihan. Komunitas jurnalis warga dapat mengadakan lokakarya untuk meningkatkan kemampuan investigasi dan penulisan berita.

Kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil atau akademisi juga dapat meningkatkan kualitas informasi yang disajikan. Di sisi lain, teknologi seperti kecerdasan buatan dapat membantu memverifikasi fakta dan memfilter konten yang tidak akurat.

Menggugat Ketimpangan Melalui Aksi Kolektif

Melalui jurnalisme warga, masyarakat dapat menggugat ketimpangan ekonomi-politik dengan cara yang lebih terorganisir.

Sebagai contoh, laporan-laporan tentang korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan yang diangkat oleh jurnalis warga sering kali menjadi dasar bagi gerakan sosial yang lebih besar.

Hal ini menunjukkan bahwa jurnalisme warga bukan sekadar alat untuk berbicara, tetapi juga untuk bertindak.

Jurnalisme warga adalah manifestasi dari kesadaran kolektif yang tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi, tetapi juga sebagai kekuatan perubahan.

Dalam menghadapi ketimpangan ekonomi-politik, jurnalisme ini memberikan harapan bagi masyarakat untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.

Dengan memperkuat narasi dan kolaborasi, jurnalisme warga dapat terus menjadi cahaya di tengah gelapnya dominasi media arus utama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun