Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empati, Jembatan Tak Kasat Mata dalam Komunikasi

25 November 2024   12:02 Diperbarui: 25 November 2024   12:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam komunikasi, empati memungkinkan kita untuk melampaui sekadar kata-kata & memahami esensi yg ingin disampaikan orang lain (Sumber: Freepik)

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi menjadi medium utama yang menghubungkan manusia. Namun, seringkali terjadi kesalahpahaman yang membuat pesan tidak sampai dengan baik. Mengapa demikian? Salah satu alasannya adalah kurangnya empati dalam komunikasi. Pemahaman tentang orang lain bukan hanya soal berbicara, melainkan juga mendengar dan memahami pengalaman serta sudut pandang mereka.

Komunikasi: Lebih dari Sekadar Kata-Kata

Komunikasi bukan sekadar mengucapkan kata-kata, tetapi juga memahami konteks, emosi, dan latar belakang lawan bicara. Setiap individu membawa "dunia" mereka sendiri, yang dibentuk oleh pengalaman pribadi, nilai, dan cara berpikir.

Misalnya, seorang teman yang tampak acuh saat diajak berbicara mungkin sedang berjuang menghadapi masalah pribadinya.

Pemahaman ini membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan berbicara; kita harus mampu melihat dunia dari sudut pandang mereka. Dalam konteks ini, empati menjadi kunci.

Empati dalam Komunikasi: Sebuah Seni yang Terlupakan

Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Hal ini tidak hanya membantu kita memahami emosi lawan bicara, tetapi juga membuat mereka merasa dihargai. Empati adalah seni yang sering terlupakan, terutama di era modern yang serba cepat ini.

Dalam komunikasi profesional, empati menjadi lebih penting. Misalnya, seorang atasan yang mampu memahami kesulitan bawahannya akan lebih dihormati dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

Di sisi lain, kurangnya empati bisa menyebabkan konflik, rendahnya produktivitas, dan suasana kerja yang tidak nyaman.

Belajar Memahami: Proses yang Tak Pernah Usai

Memahami orang lain bukanlah hal instan. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan pengalaman. Salah satu cara terbaik untuk melatih empati adalah dengan menjadi pendengar yang aktif.

Ketika seseorang berbicara, alih-alih memikirkan apa yang akan kita katakan selanjutnya, cobalah untuk sepenuhnya fokus pada apa yang mereka katakan.

Selain itu, memperluas wawasan melalui membaca, traveling, atau berdiskusi dengan orang dari latar belakang berbeda dapat membantu kita memahami perspektif yang beragam.

Empati dan Komunikasi: Pelajaran dari Kehidupan Sehari-Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun