Walaupun memiliki niat yang baik, menghapus UN tetap menghadirkan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua. Tantangan tersebut antara lain:
1. Peningkatan Kualitas Evaluasi
Tanpa UN, penting bagi sekolah untuk merancang evaluasi yang objektif dan menyeluruh. Penggunaan asesmen formatif dan sumatif harus dikelola dengan baik agar memberikan gambaran yang tepat tentang kemampuan siswa.
2. Konsistensi Standar Pendidikan
UN selama ini menjadi alat pengukur yang seragam di seluruh Indonesia. Dengan menghilangkannya, perlu upaya keras untuk menjaga kesetaraan kualitas pendidikan di berbagai daerah.
3. Kesiapan Guru dan Sekolah
Mengganti UN dengan asesmen yang lebih menyeluruh memerlukan persiapan yang matang, termasuk pelatihan guru untuk melakukan asesmen secara adil dan efektif. Kesiapan infrastruktur dan fasilitas juga menjadi tantangan terutama di daerah terpencil.
4. Keterlibatan Orang Tua
Tanpa adanya tolok ukur seperti UN, orang tua mungkin perlu lebih terlibat dalam memahami kemampuan dan perkembangan anak secara lebih mendalam. Mereka perlu beradaptasi dan memberikan dukungan pada anak sesuai perkembangan yang diharapkan dari asesmen baru ini.
Alternatif Solusi dalam Evaluasi Pendidikan
Dalam mengatasi tantangan ini, ada beberapa alternatif evaluasi yang dapat diterapkan untuk mengukur kemampuan siswa secara lebih komprehensif, antara lain:
1. Portofolio Siswa