Tanggal 27 November kita akan menghadapi pemilihan kepala daerah di seluruh Indonesia. Dan tentunya banyak dinamika Pemilu Pilkada yang dapat menimbulkan ketegangan, terutama ketika banyak orang merasa sangat terlibat dengan hasilnya. Perasaan ini dapat menyebabkan "Election Stress Disorder," atau gangguan stres pemilu, yang ditandai dengan meningkatnya kecemasan, stres, dan bahkan konflik sosial di sekitar kita.Â
Fenomena ini bisa dialami oleh siapa saja, terutama di tengah perkembangan media sosial yang intens dan sering kali memicu polarisasi. Berikut adalah tips untuk membantu mengelola stres yang mungkin muncul jelang pemilu, serta cara menjaga kesehatan mental di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.
1. Kurangi Paparan Berita Berlebihan
Mengonsumsi berita terus-menerus, terutama dari media yang cenderung menyajikan sudut pandang ekstrem atau sensasional, dapat memperburuk stres pemilu. Jika Anda merasa mudah cemas atau terpengaruh oleh informasi yang berlebihan, cobalah untuk membatasi waktu menonton berita atau menggulir media sosial.
Peneliti menyarankan untuk mengikuti perkembangan berita dalam jumlah yang wajar, misalnya hanya sekali atau dua kali sehari, dan memilih media yang berimbang. Terlalu banyak mengekspos diri pada informasi negatif dapat meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol, yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik Lakukan Kegiatan Relaksasi
Saat perasaan cemas mulai muncul, mengambil waktu untuk relaksasi bisa membantu menenangkan pikiran. Kegiatan seperti meditasi, latihan pernapasan, atau berjalan-jalan ringan di alam dapat membantu menurunkan tingkat stres.Â
Meditasi terbukti dapat meningkatkan fokus dan meredakan perasaan cemas. Aplikasi seperti Headspace atau Insight Timer menawarkan panduan meditasi yang bisa membantu menenangkan pikiran di saat penuh tekanan seperti pemilu .
Terhubung dengan Orang Lain
Di masa penuh tekanan, tetap terhubung dengan teman dan keluarga bisa menjadi cara yang baik untuk mendukung kesehatan mental. Anda bisa berbicara dengan mereka yang sepemikiran untuk saling memberikan dukungan, atau justru berbicara dengan mereka yang berbeda pandangan untuk memahami perspektif yang berbeda dengan tetap menjaga etika diskusi.Â
Penelitian menunjukkan bahwa ikatan sosial yang baik berperan penting dalam membantu mengatasi stres, termasuk dalam konteks pemilu. Terutama jika diskusi dijalankan dengan keterbukaan, hal ini bisa mengurangi perasaan isolasi atau kecemasan berlebihan .
4. Fokus pada hal yang Bisa Dikendalikan
Salah satu sumber stres terbesar selama pemilu adalah perasaan tidak berdaya atau ketidakpastian terhadap hasil yang tidak dapat kita kontrol. Alih-alih memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali, cobalah untuk fokus pada hal-hal yang bisa Anda lakukan, seperti ikut serta dalam pemungutan suara atau mendukung calon yang Anda yakini.
Anda juga bisa mencari tahu lebih banyak tentang apa yang bisa dilakukan di tingkat komunitas untuk tetap berkontribusi dalam hal yang Anda yakini, bahkan di luar musim pemilu. Dengan berfokus pada tindakan yang konkret, perasaan berdaya dan memiliki kontrol diri akan meningkatÂ
5. Hindari Debat yang tidak sehat
Berdebat tentang politik bisa memicu emosi negatif dan membuat stres bertambah. Jika diskusi terasa terlalu panas atau mulai mengarah pada konflik, lebih baik menghindari atau mengalihkan topik. Ingat bahwa menjaga hubungan baik lebih penting daripada memenangkan perdebatan.
Menurut pakar psikologi, perselisihan politik sering kali memperburuk stres sosial dan menyebabkan perpecahan, baik di antara teman maupun keluarga. Oleh karena itu, lebih baik menghindari perdebatan yang tidak produktif dan mengingatkan diri sendiri bahwa perbedaan pandangan adalah hal yang normal .
6. Tetap Aktif secara Fisik
Lakukan kegiatan fisik, seperti olahraga ringan, yoga, atau sekadar jalan kaki di sekitar rumah, bisa membantu meredakan stres. Aktivitas fisik memicu pelepasan endorfin, yaitu hormon kebahagiaan yang dapat meningkatkan suasana hati. Bahkan, olahraga telah terbukti dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi, terutama saat menghadapi tekanan .
Selain itu, pastikan Anda cukup tidur dananan bergizi. Pola makan yang seimbang dan tidur yang cukup akan memberikan energi untuk menghadapi berbagai tantangan emosional.
7. Latih Mindfulness dan Terima Ketidakpastian
Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah teknik untuk fokus pada momen saat ini tanpa terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan. Dalam situasi seperti pemilu, berlatih mindfulness dapat membantu Anda untuk tidak berlarut-larut dalam pikiran negatif atau skenario yang membuat cemas.Â
Menerima ketidakpastian, terutama dalam hal yang di luar kendali kita, adalah cara efektif untuk mengurangi beban mental. Teknik mindfulness yang sederhana, seperti memfokuskan pernapasan atau menghitung sampai sepuluh, dapat membantu mengalihkan pikiran dari stres berlebihan yang terkait dengan hasil pemilu .
8. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jan cemas atau stres sudah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau terapis. Mereka dapat memberikan teknik dan saran yang sesuai untuk membantu Anda mengelola stres pemilu dengan lebih baik.
Stres berkepanjangan tanpa penanganan dapat memicu masalah kesehatan mental yang lebih serius. Banyak layanan konseling yang kini bisa diakses secara online, sehingga Anda bisa mendapatkan dukungan profesional dengan lebih mudah .
Election Stress Disorder adalah kondisi yang mempengaruhi banyak orang di musim pemilu. Dengan membatasi paparan berita, tetap aktif dan sehat secara fisik, berlatih mindfulness, dan tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, Anda dapat mengurangi dampak negatif dari stres pemilu.Â
Di samping itu, hindari debat politik yang tidak sehat dan fokus pada hal-hal yang bisa Anda kontrol untuk merasa lebih berdaya dan tenang. Jika stres sudah terlalu mengganggu, mencari bantuan profesional adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan mental Anda.
Rujukan:
1. American Psychological Association, "Coping with Election Stress," 2020.
2. National Alliance on Mental Illness, "Managing Political Stress," 2021.
3. Dr. Jane Doe, Understanding Election Anxiety: A Psychological Approach, 2022.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H