Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mengapa Isu Lingkungan Kurang Dianggap Seksi dalam Kampanye Pilkada 2024?

25 Oktober 2024   09:38 Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai permasalahan isu lingkungan hidup (sumber: Nur Fitria Ayu Fadhila/Geotimes)

Di tengah meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim dan dampaknya, ironisnya, isu lingkungan masih sering diabaikan dalam kampanye politik, khususnya di level daerah. Dalam Pilkada 2024, sebagian besar calon kepala daerah tampaknya lebih fokus pada isu-isu yang dianggap langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Padahal, tantangan lingkungan seperti banjir, polusi, deforestasi, hingga krisis air bersih juga semakin mengancam kesejahteraan masyarakat lokal. Jadi, mengapa isu lingkungan belum menjadi daya tarik utama, dan bagaimana seharusnya calon kepala daerah mengusung tema ini secara efektif?

Mengapa Isu Lingkungan Tidak Menjadi Prioritas dalam Kampanye?

1. Persepsi Bahwa Isu Lingkungan Bersifat Jangka Panjang

Salah satu alasan utama adalah persepsi bahwa isu lingkungan bersifat jangka panjang dan tidak memiliki dampak langsung yang dapat dirasakan dalam waktu singkat. Pemilih, terutama di daerah, cenderung lebih tertarik pada isu-isu yang memiliki dampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka, seperti akses jalan, layanan kesehatan, atau bantuan sosial.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR), meskipun masyarakat menyadari dampak kerusakan lingkungan, mereka cenderung mengutamakan masalah ekonomi dan kesejahteraan yang lebih langsung terlihat.

2. Kurangnya Literasi Lingkungan di Masyarakat

Literasi lingkungan di banyak daerah masih tergolong rendah. Hal ini membuat isu-isu terkait lingkungan sering kali dianggap kurang relevan. Ketika masyarakat tidak menyadari bahwa masalah seperti banjir tahunan atau udara yang semakin buruk adalah akibat langsung dari degradasi lingkungan, mereka tidak akan menuntut solusi lingkungan dari calon kepala daerah.

3. Minimnya Pemahaman Calon Kepala Daerah terhadap Isu Lingkungan

Tidak semua calon kepala daerah memiliki pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas masalah lingkungan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana mengomunikasikan pentingnya kebijakan lingkungan kepada pemilih atau bagaimana memasukkan solusi yang relevan ke dalam program kerja mereka.

4. Biaya Tinggi dalam Implementasi Kebijakan Lingkungan

Implementasi program-program lingkungan sering kali membutuhkan anggaran yang besar dan hasil yang tidak langsung terlihat dalam waktu singkat. Calon kepala daerah mungkin merasa bahwa memperjuangkan isu lingkungan tidak akan memberikan keuntungan politik dalam jangka pendek.

Pentingnya Mengusung Isu Lingkungan dalam Pilkada 2024

Meskipun belum menjadi fokus utama, isu lingkungan sebenarnya memiliki keterkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat. 

Contoh nyata adalah banjir di berbagai daerah yang semakin sering terjadi akibat tata kelola lingkungan yang buruk, atau udara yang semakin tercemar yang berpengaruh langsung pada kesehatan warga. 

Dengan mengabaikan isu ini, calon kepala daerah berisiko melewatkan kesempatan untuk memberikan solusi berkelanjutan bagi masyarakat.

Menurut laporan World Economic Forum 2023, perubahan iklim dan degradasi lingkungan adalah salah satu risiko global terbesar yang dapat mengancam stabilitas ekonomi dan sosial, termasuk di tingkat lokal. Oleh karena itu, semakin penting bagi calon kepala daerah untuk menjadikan isu ini sebagai bagian integral dari kampanye mereka.

Strategi Efektif dalam Mengusung Isu Lingkungan di Pilkada 2024

Agar isu lingkungan dapat menjadi daya tarik dalam Pilkada 2024, calon kepala daerah harus cerdas dalam merumuskan strategi yang mengedepankan solusi nyata dan relevansi isu ini terhadap kesejahteraan warga. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Mengaitkan Isu Lingkungan dengan Isu Ekonomi Lokal

Cara paling efektif untuk menarik perhatian pemilih adalah dengan menunjukkan bagaimana isu lingkungan berkaitan langsung dengan kesejahteraan ekonomi mereka. Contohnya, calon kepala daerah bisa mengedepankan program pertanian berkelanjutan yang bisa meningkatkan pendapatan petani sekaligus melindungi lahan dari erosi dan kerusakan.

   Selain itu, pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular bisa menjadi program yang menarik, di mana limbah bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomis. Dengan demikian, isu lingkungan tidak hanya dipandang sebagai tanggung jawab moral, tetapi juga sebagai peluang untuk meningkatkan ekonomi lokal.

2. Kampanye Berbasis Data dan Bukti Nyata

Calon kepala daerah harus menggunakan data yang kuat dan bukti nyata untuk mendukung argumen mereka. Misalnya, mereka bisa memaparkan statistik terkait kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana alam akibat kerusakan lingkungan, seperti banjir atau kebakaran hutan, serta bagaimana kebijakan pro-lingkungan dapat mencegah kerugian ini.

   Dengan pendekatan berbasis data, calon bisa menunjukkan bahwa kebijakan lingkungan bukan sekadar idealisme, tetapi langkah pragmatis untuk melindungi warga dan ekonomi daerah.

 3. Menggunakan Platform Digital untuk Edukasi dan Advokasi

Media sosial dan platform digital dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mendidik pemilih muda tentang pentingnya isu lingkungan. Calon kepala daerah bisa menggunakan video singkat, infografis, atau podcast untuk menjelaskan konsep-konsep penting seperti keberlanjutan, perubahan iklim, atau energi terbarukan dengan cara yang mudah dipahami.

   Edukasi ini tidak hanya akan membantu meningkatkan literasi lingkungan, tetapi juga memperkuat citra calon sebagai pemimpin yang peduli terhadap masa depan.

4. Menggandeng Komunitas Lokal dan Pemimpin Muda

Berkolaborasi dengan komunitas lokal dan pemimpin muda yang peduli lingkungan bisa menjadi strategi yang efektif. Komunitas seperti aktivis lingkungan atau organisasi pemuda sering kali sudah memiliki jaringan dan pengaruh yang cukup kuat di masyarakat. 

Dengan melibatkan mereka dalam kampanye, calon kepala daerah bisa memperluas basis dukungannya sambil menunjukkan komitmen yang nyata terhadap isu lingkungan.

5. Menyusun Program Berkelanjutan yang Konkret

Agar isu lingkungan menjadi relevan, program yang diusung harus jelas dan terukur. Misalnya, calon kepala daerah bisa menawarkan program revitalisasi sungai, penanaman pohon di area rawan banjir, atau memperkenalkan transportasi ramah lingkungan di kota-kota besar. 

Program-program ini harus disertai dengan langkah-langkah konkrit untuk pelaksanaannya sehingga pemilih dapat melihat dampak nyata dalam waktu yang tidak terlalu lama.

6. Mengaitkan Isu Lingkungan dengan Kesehatan Publik

Isu kesehatan adalah salah satu yang paling diperhatikan oleh pemilih. Dengan mengaitkan masalah lingkungan dengan dampak kesehatan, seperti polusi udara yang memicu penyakit pernapasan atau air tercemar yang menyebabkan penyakit menular, calon kepala daerah bisa membuat isu lingkungan menjadi lebih mendesak di mata masyarakat.

Isu lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang sebagai topik pinggiran dalam kampanye politik. Dalam Pilkada 2024, calon kepala daerah memiliki kesempatan besar untuk memimpin perubahan dengan mengusung kebijakan pro-lingkungan yang tidak hanya melindungi alam, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Dengan strategi yang tepat, mulai dari mengaitkan isu lingkungan dengan ekonomi lokal hingga menggunakan media digital untuk edukasi, isu ini bisa menjadi daya tarik tersendiri yang akan memenangkan hati pemilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun