Generasi ini sering kali merasa bahwa membaca buku adalah aktivitas yang tidak relevan di era digital, di mana informasi bisa didapatkan dengan cepat melalui internet. Mereka lebih cenderung mengonsumsi informasi yang instan dan viral daripada menggali pengetahuan mendalam dari buku.
Langkah Strategis Pemerintah Kabinet Merah Putih
Melihat berbagai tantangan tersebut, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu melakukan terobosan yang terstruktur dan inovatif dalam mendorong minat literasi di kalangan generasi muda. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:
1. Mengintegrasikan Literasi Digital dalam Kurikulum Pendidikan
Salah satu langkah paling krusial adalah mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan formal. Literasi digital tidak hanya berarti kemampuan untuk menggunakan teknologi, tetapi juga kemampuan untuk menganalisis informasi, memahami konten secara kritis, dan memproduksi konten yang bermakna.
Upaya yang dapat dilakukan:
- Membuat mata pelajaran khusus tentang literasi digital, yang mengajarkan siswa untuk memanfaatkan teknologi secara cerdas, termasuk mengidentifikasi informasi yang valid dan menolak hoaks.
- Mendorong siswa untuk membuat proyek berbasis penelitian, yang akan meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir kritis.
2. Revitalisasi Perpustakaan dan Toko Buku Digital
Akses yang mudah terhadap bahan bacaan sangat penting untuk membangkitkan minat literasi. Pemerintah dapat mengambil langkah dengan membangun perpustakaan digital nasional yang diisi dengan bahan bacaan yang menarik bagi generasi muda, baik dalam bentuk e-book, audiobooks, maupun artikel.
Data menunjukkan, menurut Asosiasi Penerbit Indonesia (IKAPI), bahwa penjualan buku digital meningkat sebesar 20% selama pandemi. Hal ini membuktikan bahwa perpustakaan digital dapat menjadi solusi untuk menjangkau Gen Z yang lebih terbiasa dengan teknologi.
Langkah yang bisa diambil: