Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Membangun Komunikasi dengan Anak yang Pendiam, Tips Efektif untuk Orang Tua

17 Oktober 2024   12:21 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:58 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Anak yang pendiam sering kali membuat orang tua bingung dan khawatir, terutama ketika mereka sulit membuka diri atau berinteraksi. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa sifat pendiam pada anak bukanlah masalah, melainkan karakteristik yang perlu dipahami dan dikelola dengan bijak. 

Mengapa Anak Bisa Pendiam?

Sebelum membahas cara membangun komunikasi, penting untuk memahami beberapa alasan mengapa anak bisa menjadi pendiam. Menurut psikolog anak, Dr. Elizabeth Roberts, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kepribadian anak menjadi pendiam:

1. Sifat Bawaan atau Temperamen

Beberapa anak memang lahir dengan sifat yang lebih tenang dan introvert. Anak-anak ini cenderung lebih suka merenung, berpikir sebelum berbicara, dan mungkin lebih sensitif terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Pengalaman Masa Lalu  

Pengalaman traumatis, seperti di-bully atau konflik di lingkungan rumah, juga dapat membuat anak menjadi tertutup dan sulit berbicara. Anak mungkin merasa tidak aman atau tidak percaya diri untuk mengekspresikan diri mereka.

3. Lingkungan yang Kurang Mendukung 

Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak memberikan ruang atau kesempatan untuk berbicara mungkin akan merasa sulit untuk terbuka. Jika orang tua atau anggota keluarga cenderung mendominasi percakapan atau mengabaikan pendapat anak, anak bisa merasa tidak dihargai.

Cara Membangun Komunikasi dengan Anak yang Pendiam

1. Beri Anak Ruang dan Waktu untuk Berbicara 

Anak pendiam sering kali memerlukan waktu lebih lama untuk merespons atau memulai percakapan. Orang tua perlu bersabar dan memberi anak ruang untuk berbicara tanpa tekanan. Hindari menuntut anak untuk segera menjawab atau bereaksi, karena hal ini dapat membuat mereka merasa tertekan.  

Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics (AAP), memberikan anak ruang untuk berbicara dan membiarkan mereka mengatur ritme percakapan sendiri membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memperkuat hubungan emosional antara anak dan orang tua.

2. Gunakan Pertanyaan Terbuka 

Mengajukan pertanyaan terbuka adalah cara yang efektif untuk memancing anak berbicara. Alih-alih menanyakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan "ya" atau "tidak," tanyakan pertanyaan seperti, "Apa yang kamu pikirkan tentang hari ini?" atau "Ceritakan hal yang paling kamu suka dari sekolah tadi."  

Menurut Dr. John Gottman, seorang pakar komunikasi keluarga, pertanyaan terbuka dapat merangsang anak untuk berbicara lebih dalam dan membantu mereka merasa didengarkan dan dihargai.

3. Fokus pada Kegiatan Bersama 

Salah satu cara efektif untuk membangun komunikasi dengan anak pendiam adalah melalui kegiatan bersama. Kegiatan seperti memasak, menggambar, membaca buku, atau bermain di taman bisa menjadi momen yang tepat untuk membangun ikatan tanpa harus terkesan memaksa anak untuk berbicara.  

Riset yang diterbitkan di Journal of Child Psychology and Psychiatry menunjukkan bahwa interaksi melalui kegiatan bersama dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan terhubung dengan orang tua, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk berbicara dan membuka diri.

4. Tunjukkan Empati dan Pemahaman  

Anak pendiam mungkin merasa lebih sensitif terhadap kritik atau tekanan. Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan empati dan memahami perasaan anak, bahkan ketika mereka tidak berbicara banyak. 

Mengungkapkan perasaan Anda secara terbuka, seperti, "Ibu melihat kamu sedang sedih, ada yang mau kamu ceritakan?" dapat membantu anak merasa bahwa emosi mereka dihargai.  

Psikolog anak, Dr. Laura Markham, menekankan pentingnya orang tua menjadi pendengar yang baik dan menunjukkan empati untuk membantu anak merasa aman dan lebih terbuka dalam berbicara.

5. Hindari Menilai atau Menghakimi

Saat anak mulai berbicara, hindari menghakimi atau mengkritik apa yang mereka katakan. Respon negatif dapat membuat anak merasa tidak aman dan semakin menutup diri. Sebaliknya, berikan pujian atau dukungan positif ketika mereka berbagi, agar mereka merasa dihargai dan didengarkan.  

Penelitian dari Harvard University menunjukkan bahwa anak yang merasa didukung dan tidak dihakimi oleh orang tua lebih cenderung terbuka dan mampu mengatasi rasa malu atau ketakutan mereka.

6. Ciptakan Suasana yang Nyaman dan Rutin Komunikasi  

Anak yang pendiam membutuhkan lingkungan yang nyaman untuk dapat membuka diri. Ciptakan rutinitas harian di mana anak dan orang tua bisa berbicara tanpa distraksi, seperti saat makan malam atau sebelum tidur. Rutinitas ini memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan diri dalam suasana yang konsisten dan tenang.  

Menurut riset dari Journal of Family Psychology, anak-anak yang memiliki waktu rutin untuk berbicara dengan orang tua memiliki hubungan yang lebih kuat dan lebih cenderung membuka diri tentang masalah yang mereka hadapi.

Membangun komunikasi dengan anak yang pendiam memang membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang tepat. Penting untuk selalu menghargai kepribadian anak dan memberi mereka ruang untuk merasa nyaman. 

Dengan menggunakan pendekatan empatik, menciptakan suasana yang mendukung, dan berpartisipasi dalam kegiatan bersama, orang tua dapat membantu anak yang pendiam merasa lebih percaya diri untuk membuka diri dan berkomunikasi.

Membangun komunikasi yang kuat sejak dini akan membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk perkembangan mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun