Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gaya Hidup Mewah di Tengah Deflasi: Mengapa Banyak Orang Terjebak Fenomena 'Lifestyle Inflation'?

15 Oktober 2024   11:33 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang dengan Gaya hidup konsumtif (sumber gambar: Pinterest via Radar Jogja)

Studi dari American Psychological Association (APA) menemukan bahwa beban utang dan tekanan untuk mempertahankan gaya hidup tinggi dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan bahkan depresi. 

Ketika seseorang terus-menerus merasa harus tampil sempurna dan sukses secara finansial, tekanan ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka dalam jangka panjang.

3. Kesulitan Menabung dan Berinvestasi

Menghabiskan uang untuk barang-barang konsumtif mengurangi kemampuan seseorang untuk menabung dan berinvestasi untuk masa depan. Di tengah ekonomi sulit, kemampuan menabung sangat penting untuk menghadapi situasi darurat atau krisis. 

Tanpa tabungan atau investasi yang cukup, orang menjadi rentan terhadap masalah keuangan yang serius jika terjadi penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan.

Cara Menghindari Perangkap "Lifestyle Inflation"

1. Evaluasi Gaya Hidup dan Prioritas Finansial

Salah satu cara untuk menghindari "Lifestyle Inflation" adalah dengan mengevaluasi gaya hidup dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Buatlah anggaran bulanan yang jelas dan pastikan sebagian dari pendapatan digunakan untuk menabung atau investasi. Dengan memahami prioritas finansial, seseorang dapat lebih bijak dalam mengelola pengeluaran.

2. Kurangi Paparan dari Media Sosial

Media sosial sering kali menampilkan kehidupan yang terlihat sempurna dan mewah, tetapi sering kali itu hanya bagian kecil dari kenyataan. Mengurangi paparan atau menyaring konten yang diikuti dapat membantu seseorang fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup, bukan sekadar citra yang dipamerkan orang lain.

3. Fokus pada Pengalaman, Bukan Barang

Mengalihkan fokus dari konsumsi barang mewah ke pengalaman atau aktivitas yang membangun bisa membantu menghindari perangkap konsumtif. Misalnya, berinvestasi dalam pendidikan, pelatihan, atau kegiatan yang meningkatkan keterampilan bisa memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar daripada sekadar membeli barang mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun