Fenomena orang tua yang tega menjual bayinya sendiri merupakan salah satu bentuk tindakan yang sulit dipahami oleh banyak orang. Secara naluriah, orang tua seharusnya melindungi dan merawat anak-anak mereka.Â
Namun, dalam beberapa kasus, ada orang tua yang justru melakukan sebaliknya. Apa yang sebenarnya terjadi di balik tindakan ini? Mengapa ada orang tua yang sampai tega menjual bayi mereka sendiri?Â
Tulisan kali ini akan membahas dari sudut pandang psikologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, serta beberapa data dan rujukan yang relevan.
1. Faktor Ekonomi: Ketidakmampuan Finansial
Salah satu alasan utama yang mendorong orang tua menjual bayinya adalah ketidakmampuan finansial. Banyak kasus penjualan bayi terjadi di kalangan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ketika orang tua merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar anak, mereka mungkin merasa bahwa menjual bayi adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup atau mengurangi beban ekonomi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNICEF, kemiskinan ekstrem dapat mengubah pola pikir seseorang dan membuat mereka melakukan tindakan-tindakan putus asa yang tidak rasional secara moral. Ketika seseorang hidup dalam kondisi kekurangan yang berkepanjangan, mereka cenderung mengambil keputusan cepat yang dianggap dapat memberi solusi instan, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai sosial atau moral.
2. Tekanan Sosial dan Kurangnya Dukungan
Tekanan sosial dan stigma juga dapat berperan dalam keputusan orang tua untuk menjual bayi mereka. Dalam masyarakat yang sangat konservatif atau patriarkal, orang tua---khususnya ibu---yang memiliki anak di luar nikah atau mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, sering kali merasa terpojok.Â
Tanpa dukungan dari keluarga atau komunitas, mereka mungkin merasa tidak ada pilihan lain selain menjual bayi untuk menghindari stigma sosial atau tekanan keluarga.
Penelitian dari Journal of Family Psychology menunjukkan bahwa orang tua yang merasa terisolasi secara sosial dan tidak memiliki dukungan emosional lebih rentan terhadap tindakan-tindakan ekstrem.Â
Tekanan sosial yang terus-menerus dapat menciptakan rasa putus asa dan ketakutan akan masa depan, yang pada akhirnya membuat mereka merasa tindakan menjual bayi adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
 3. Gangguan Mental dan Pengaruh Psikologis
Tidak jarang pula kasus penjualan bayi terjadi akibat kondisi kesehatan mental yang buruk pada orang tua. Depresi berat, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), atau masalah psikologis lainnya dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang rasional dan sehat.Â