Pertumbuhan angka pengangguran di Indonesia, khususnya di kalangan generasi Z (Gen Z) dan milenial, menjadi perhatian serius. Minimnya lowongan kerja dan ketidakcocokan keterampilan (skills mismatch) menyebabkan banyak anak muda kesulitan mencari pekerjaan.Â
Namun, di balik tantangan ini, muncul peluang besar---wirausaha. Generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi pengusaha kreatif dan inovatif yang mampu menciptakan lapangan kerja, bukan hanya mencari pekerjaan.Â
Tulisan ini akan membahas bagaimana mengoptimalkan program Kewirausahaan dikalangan Generasi Muda sebagai upaya untuk mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan ekonomi nasional.
1. Situasi Pengangguran di Kalangan Gen Z dan Milenial
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kalangan pemuda berusia 15-24 tahun mencapai 16,3%, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Tingkat pengangguran yang tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk minimnya lowongan kerja, ketidakcocokan keterampilan dengan permintaan pasar, serta ketergantungan terhadap sektor formal.Â
Selain itu, persaingan yang ketat dan perubahan pasar tenaga kerja akibat digitalisasi semakin mempersempit peluang kerja bagi mereka yang belum memiliki keterampilan khusus.
2. Potensi dan Kekuatan Gen Z dalam Berwirausaha
Meskipun tantangan besar dihadapi oleh Gen Z dan milenial, mereka juga memiliki kelebihan unik yang dapat menjadi modal utama dalam dunia wirausaha:
- Digital Native dan Akses Teknologi:Â
Gen Z adalah generasi yang tumbuh di era digital. Mereka akrab dengan teknologi, media sosial, dan platform online yang menjadi alat penting dalam membangun bisnis di era modern.Â
Menurut survei We Are Social dan Hootsuite pada tahun 2023, 96% Gen Z di Indonesia aktif di media sosial, dan 87% di antaranya memiliki keterampilan digital dasar. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan bisnis berbasis digital.
Â
- Inovatif dan Fleksibel:Â
Gen Z cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih berani mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Dalam laporan McKinsey pada 2022, 68% Gen Z di Asia Tenggara menyatakan bahwa mereka tertarik untuk memulai bisnis sendiri jika ada kesempatan dan dukungan yang memadai.
Â
- Kepedulian Sosial dan Lingkungan:Â
Banyak dari Gen Z memiliki kesadaran tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka cenderung menciptakan bisnis yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Ini dapat menjadi peluang untuk membangun bisnis berkelanjutan yang relevan dengan tren pasar saat ini.
3. Strategi Mendorong Gen Z untuk Berwirausaha
Untuk mendorong Gen Z berwirausaha dan mengurangi angka pengangguran, beberapa langkah strategis dapat diterapkan oleh pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan:
- Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah dan Kampus:Â
Mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi menjadi langkah penting. Pendidikan ini tidak hanya mencakup teori, tetapi juga praktik langsung seperti program inkubasi bisnis, magang di perusahaan startup, atau proyek usaha kecil.Â
Berdasarkan survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)Â pada 2022, 73% siswa SMA dan mahasiswa menyatakan ketertarikan mereka untuk mempelajari kewirausahaan jika ada program yang mendukung.
- Pendanaan dan Akses Modal:Â
Salah satu tantangan utama bagi anak muda yang ingin memulai bisnis adalah keterbatasan modal. Pemerintah dan sektor swasta dapat memberikan akses modal yang lebih mudah bagi Gen Z melalui program kredit mikro, hibah usaha, atau platform crowdfunding.Â
Selain itu, perlu dikembangkan program pelatihan untuk membantu mereka mengelola keuangan bisnis dan memperluas jaringan mereka.
- Mentoring dan Pendampingan Usaha:Â
Bimbingan dari pengusaha sukses dan mentor profesional dapat memberikan wawasan praktis bagi Gen Z dalam menjalankan bisnis. Program mentorship dapat diselenggarakan oleh pemerintah, komunitas bisnis, atau universitas untuk membantu pemuda memahami tantangan dan strategi berwirausaha yang efektif.
- Menyediakan Platform Digital untuk Bisnis Anak Muda:Â
Mengingat potensi digital yang dimiliki Gen Z, menyediakan platform e-commerce atau marketplace khusus untuk bisnis anak muda dapat menjadi cara efektif untuk mempromosikan dan mengembangkan usaha mereka.Â
Pemerintah juga bisa menginisiasi program digitalisasi bisnis yang membantu Gen Z beralih ke model bisnis online yang lebih menguntungkan dan efisien.
4. Analisis Dampak Wirausaha di Kalangan Gen Z terhadap Ekonomi
Menurut laporan Bank Indonesia pada tahun 2023, jika setidaknya 5% dari Gen Z memulai bisnis sendiri, diperkirakan akan tercipta lebih dari 2 juta lapangan kerja baru dalam lima tahun ke depan. Ini berarti pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan hanya solusi untuk masalah pengangguran, tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, studi dari Asian Development Bank (ADB)Â pada tahun 2022 menunjukkan bahwa bisnis yang didirikan oleh anak muda cenderung lebih inovatif dan memiliki potensi ekspansi yang tinggi, terutama di sektor teknologi dan layanan digital.Â
Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global melalui wirausaha muda yang berorientasi digital.
5. Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan Wirausaha Gen Z
Walaupun banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mendorong wirausaha di kalangan Gen Z, seperti:
- Kurangnya Akses terhadap Informasi dan Pelatihan:Â
Masih banyak pemuda di daerah pedesaan yang tidak mendapatkan akses informasi tentang peluang bisnis atau pelatihan kewirausahaan. Solusi untuk ini adalah mengembangkan program pelatihan online dan menyediakan jaringan internet yang lebih merata di seluruh daerah.
- Ketidakstabilan Ekonomi dan Regulasi Usaha:Â
Birokrasi dan regulasi yang rumit sering kali menjadi penghalang bagi anak muda untuk memulai bisnis. Pemerintah perlu menyederhanakan prosedur perizinan dan memberikan insentif bagi usaha kecil yang dijalankan oleh anak muda.
- Mentalitas Takut Gagal:Â
Banyak pemuda masih enggan memulai bisnis karena takut gagal atau merasa kurang percaya diri. Program dukungan psikologis dan pemberian insentif seperti kredit modal tanpa bunga bagi pemuda yang memulai bisnis pertama mereka dapat menjadi solusi untuk membangun kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut terhadap risiko.
Mendorong Gen Z untuk berwirausaha adalah solusi potensial untuk mengurangi angka pengangguran dan minimnya lowongan kerja di Indonesia. Dengan strategi yang tepat, termasuk pendidikan kewirausahaan, akses modal, mentorship, dan pemanfaatan platform digital, Gen Z dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang inovatif dan berkelanjutan.Â
Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan harus bersinergi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung wirausaha di kalangan anak muda, sehingga mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H