Promosi melalui platform digital, seperti media sosial dan situs web, sangat penting untuk menarik wisatawan dan meningkatkan visibilitas desa wisata. Banyak desa wisata yang bekerja sama dengan influencer atau travel blogger untuk mempromosikan desa mereka secara online.Â
Contohnya, desa wisata Tuk Tuk di Danau Toba mengalami peningkatan jumlah kunjungan 25% setelah aktif mempromosikan keunikan budaya dan pemandangan alamnya melalui platform digital.Â
Menurut data dari Google Travel Insights (2023), desa wisata yang memiliki kehadiran digital yang kuat dan memanfaatkan strategi pemasaran digital memiliki peluang peningkatan jumlah kunjungan hingga 35%.
Pengembangan desa wisata yang berkelanjutan memerlukan strategi yang holistik dan berbasis komunitas untuk memastikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.Â
Dengan mengoptimalkan pengelolaan berbasis komunitas, berinvestasi pada teknologi hijau, dan melakukan promosi efektif, desa wisata dapat menjadi sumber daya yang berharga dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal dan pelestarian budaya.Â
Melalui dukungan yang tepat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal, desa wisata di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi destinasi unggulan yang berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H