Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Fenomena Artis Menjadi Anggota Legislatif, antara Popularitas dan Harapan Perubahan

5 Oktober 2024   11:27 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artis biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam menyampaikan pesan kepada publik. Mereka sudah terbiasa dengan media, tahu cara berbicara di depan umum, dan menguasai seni memikat perhatian orang banyak. Ini bisa menjadi aset penting dalam dunia politik, terutama dalam menyampaikan ide-ide dan kebijakan kepada masyarakat.

2. Pengaruh Positif bagi Pemilih Muda

Banyak artis yang memiliki penggemar dari kalangan muda. Kehadiran mereka di dunia politik sering kali menarik minat generasi muda untuk lebih peduli pada politik dan berpartisipasi dalam pemilu. Hal ini memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan pemilih pemula.

3. Jaringan Sosial yang Luas  

Sebagai figur publik, artis memiliki jaringan luas, mulai dari sesama artis, tokoh masyarakat, hingga pengusaha. Jaringan ini dapat membantu mereka dalam merancang dan melaksanakan program-program politik yang lebih efektif, karena mereka sudah memiliki akses ke berbagai lapisan masyarakat.

Kekurangan Artis Menjadi Anggota Legislatif

1. Kurangnya Pengalaman Politik dan Legislasi

Salah satu kekhawatiran utama terhadap fenomena ini adalah minimnya pengalaman politik di kalangan artis. Sebagai anggota legislatif, tugas utama adalah membuat dan mengawasi undang-undang, sebuah pekerjaan yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang hukum, politik, dan tata kelola pemerintahan.

Banyak artis yang belum memiliki latar belakang atau pendidikan yang mendukung peran ini, sehingga mereka berisiko kurang efektif dalam menjalankan tugas legislatif.

2. Popularitas Bukan Jaminan Kompetensi  

Popularitas seorang artis tidak selalu berbanding lurus dengan kompetensi mereka di bidang politik. Dalam beberapa kasus, artis yang terpilih menjadi anggota legislatif tidak dapat memenuhi ekspektasi publik atau partainya karena kurangnya pengetahuan tentang isu-isu yang mereka hadapi. Ini bisa merugikan masyarakat yang berharap pada perubahan melalui mereka.

3. Potensi Menjadi 'Boneka Politik

Ada kekhawatiran bahwa beberapa artis yang terjun ke dunia politik hanya dimanfaatkan oleh partai-partai politik untuk meraih suara tanpa benar-benar diberdayakan secara penuh dalam pengambilan keputusan politik.

Dalam skenario ini, artis hanya menjadi simbol atau 'boneka' yang disukai massa, tanpa memiliki pengaruh nyata dalam pembuatan kebijakan.

4. Fokus Terpecah antara Karir Hiburan dan Politik  

Beberapa artis yang telah terpilih menjadi anggota legislatif terkadang masih aktif di dunia hiburan. Ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan fokus yang terpecah antara tanggung jawab politik dan karir hiburan mereka.

Publik sering kali mengkritik anggota legislatif yang tidak sepenuhnya mendedikasikan waktu dan tenaga mereka untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

Menimbang Kelebihan dan kekurangan Artis terjun ke dunia Politik

Fenomena artis yang menjadi anggota legislatif memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi, popularitas mereka bisa membawa perhatian publik terhadap politik dan mendorong partisipasi masyarakat, terutama di kalangan pemilih muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun