Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Potensi Money Politik dan Kecurangan dalam Pilkada 2024: Apa yang Perlu Dibenahi?

20 September 2024   16:42 Diperbarui: 20 September 2024   16:46 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu 2024 (sumber gambar:Kompas)


Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan tgl 27 Nopember 2024 merupakan momentum penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia.

Di tengah dinamika politik yang terus berkembang, fenomena kecurangan, terutama dalam bentuk money politics, menjadi tantangan serius yang harus dihadapi.

Fenomena ini tidak hanya menciderai prinsip demokrasi, tetapi juga mempengaruhi kualitas pemimpin yang terpilih.

Analisis Potensi Money Politik dalam Pilkada 2024 dan alasannya

Money politics atau politik uang sudah menjadi fenomena yang kerap terjadi dalam setiap gelaran pemilu di Indonesia, termasuk Pilkada. Money politics ini muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari pemberian uang tunai, barang, hingga janji-janji proyek yang ditawarkan kepada pemilih. Dalam konteks Pilkada 2024, ada beberapa potensi yang memperbesar terjadinya praktik ini:

1. Persaingan yang Ketat

Pilkada 2024 diprediksi akan menjadi ajang persaingan sengit di berbagai daerah, terutama daerah dengan basis politik yang besar dan signifikan. Semakin ketat persaingan, semakin tinggi potensi munculnya money politics untuk memenangkan hati pemilih secara instan.

Beberapa kandidat yang merasa posisinya tidak kuat mungkin akan tergoda untuk mengambil jalan pintas dengan menggunakan politik uang.

2. Kesenjangan Sosial-Ekonomi  

Di beberapa daerah, terutama yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi, politik uang menjadi alat efektif untuk mempengaruhi pilihan pemilih. Kesenjangan sosial-ekonomi ini membuat masyarakat rentan menerima iming-iming uang atau bantuan dari kandidat.

Dalam konteks ini, politik uang bukan lagi soal memberi hak suara yang bebas, melainkan soal survival bagi masyarakat yang kesulitan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun