Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa itu Microsleep, Penyebab, dan Cara Antisipasinya

9 September 2024   08:11 Diperbarui: 9 September 2024   08:14 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Microsleep adalah kondisi di mana seseorang tertidur secara singkat, biasanya hanya beberapa detik, tanpa disadari. Meskipun terjadi dalam waktu yang sangat singkat, microsleep dapat berbahaya, terutama jika terjadi saat sedang melakukan aktivitas berisiko tinggi, seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin berat.


Fenomena ini sering dikaitkan dengan kurang tidur atau kelelahan ekstrem yang mengakibatkan otak secara otomatis memasuki fase tidur meskipun seseorang sedang terjaga.

Apa Itu Microsleep?

Secara medis, microsleep adalah episode tidur singkat yang terjadi ketika otak secara otomatis memasuki fase tidur, biasanya karena kurang tidur. Kondisi ini dapat berlangsung antara 1 hingga 30 detik.

Orang yang mengalami microsleep mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah tertidur dan sering kali tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama periode tersebut.

Gejala microsleep sering tidak kentara, seperti mata yang tiba-tiba terpejam, kepala yang tersentak, atau kehilangan perhatian sesaat.

Meskipun singkat, microsleep sangat berbahaya, terutama jika terjadi di situasi yang membutuhkan kewaspadaan penuh.

Penyebab Microsleep

Ada beberapa faktor utama yang dapat memicu terjadinya microsleep, di antaranya:

1. Kurang Tidur
   
Penyebab utama microsleep adalah kurang tidur. Orang yang tidur kurang dari 7-8 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami episode microsleep.

Kurang tidur mengurangi kemampuan otak untuk tetap terjaga dan waspada, sehingga meningkatkan kemungkinan microsleep.

2. Kelelahan Mental

Aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi dalam jangka waktu lama, seperti mengemudi jarak jauh atau bekerja dengan tugas yang monoton, dapat menyebabkan kelelahan mental. Ketika otak terlalu lelah, kemungkinan untuk mengalami microsleep meningkat.

3. Shift Kerja Malam

Pekerja shift malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami microsleep karena mereka sering kali harus bekerja di saat tubuh secara alami membutuhkan istirahat.

Gangguan ritme sirkadian akibat bekerja di malam hari bisa menyebabkan kurang tidur dan meningkatkan kelelahan.

4. Gangguan Tidur
   
Masalah kesehatan seperti sleep apnea, insomnia, atau gangguan tidur lainnya juga dapat menyebabkan microsleep. Gangguan ini mempengaruhi kualitas tidur seseorang sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap kantuk di siang hari.

5. Mengemudi Jarak Jauh

Mengemudi jarak jauh dalam waktu lama, terutama di malam hari, bisa memicu microsleep. Kurangnya rangsangan visual dan monotoninya perjalanan membuat otak lebih cepat merasa lelah, meningkatkan risiko microsleep.

Bahaya Microsleep

Meskipun terjadi dalam hitungan detik, microsleep dapat menimbulkan risiko yang sangat serius. Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan microsleep:

1. Kecelakaan Lalu Lintas
   
Salah satu risiko terbesar microsleep adalah kecelakaan lalu lintas. Ketika pengemudi mengalami microsleep, mereka bisa kehilangan kontrol kendaraan dalam hitungan detik, yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal.

2. Kecelakaan Kerja

Pekerja yang menangani mesin berat atau melakukan pekerjaan berbahaya berisiko tinggi mengalami kecelakaan kerja jika mereka mengalami microsleep. Kehilangan konsentrasi sejenak dapat menyebabkan kesalahan fatal.

3. Gangguan Kinerja
 
Microsleep juga dapat memengaruhi kinerja seseorang, terutama dalam pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi. Orang yang sering mengalami microsleep mungkin mengalami penurunan produktivitas dan kualitas kerja yang buruk.

Cara Mengantisipasi Microsleep

Mencegah microsleep sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kinerja sehari-hari.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya microsleep:

1. Tidur Cukup

Cara paling efektif untuk mencegah microsleep adalah dengan mendapatkan tidur yang cukup, yaitu 7-8 jam per malam. Tidur yang cukup akan membuat otak lebih segar dan mampu berkonsentrasi dengan baik sepanjang hari.

2. Hindari Monotoni

Jika Anda harus melakukan aktivitas yang monoton, seperti mengemudi atau bekerja di depan komputer, cobalah untuk mengambil istirahat secara teratur. Berhenti sejenak setiap beberapa jam untuk merilekskan otak dan tubuh.

3. Konsumsi Kafein Secukupnya

Mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi atau teh bisa membantu Anda tetap terjaga. Namun, pastikan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan, karena kafein yang terlalu banyak bisa mengganggu kualitas tidur Anda di malam hari.

4. Ciptakan Lingkungan yang Aktif

Jika Anda harus bekerja di lingkungan yang cenderung membosankan, cobalah untuk menciptakan lingkungan yang lebih aktif. Misalnya, sering berjalan kaki, melakukan peregangan, atau berinteraksi dengan rekan kerja untuk menjaga kewaspadaan.

5. Istirahat Sejenak Saat Mengemudi

Jika Anda merasa kantuk saat mengemudi, segera hentikan kendaraan di tempat yang aman dan ambil istirahat sejenak. Tidur singkat selama 15-20 menit bisa membantu memulihkan energi dan mencegah microsleep.

Microsleep adalah kondisi serius yang disebabkan oleh kelelahan atau kurang tidur, dan dapat menimbulkan bahaya besar, terutama saat mengemudi atau bekerja.

Untuk mencegah microsleep, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup, menjaga pola hidup sehat, serta menghindari aktivitas yang monoton dalam waktu lama. Dengan cara ini, Anda dapat menjaga kewaspadaan dan mencegah risiko yang berpotensi fatal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun