Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha agribisnis yang menarik perhatian banyak orang karena prospeknya yang menjanjikan.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki nilai jual yang tinggi, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Selain itu, proses budidayanya cukup mudah dilakukan, bahkan untuk pemula.
Jika Anda tertarik memulai budidaya jamur tiram, berikut panduan lengkapnya.
1. Persiapan Tempat dan Kandang
Langkah pertama dalam budidaya jamur tiram adalah mempersiapkan tempat yang ideal. Tempat yang baik untuk budidaya jamur harus memenuhi syarat berikut:
- Suhu dan Kelembapan:
Jamur tiram tumbuh optimal pada suhu 20-30 derajat Celsius dengan kelembapan 80-90%. Jadi, pastikan tempat budidaya tidak terkena sinar matahari langsung dan memiliki kelembapan yang cukup tinggi.
- Ventilasi:
Sirkulasi udara yang baik sangat penting untuk pertumbuhan jamur. Tempatkan jamur di ruangan yang memiliki ventilasi cukup agar pertukaran udara berjalan dengan lancar.
- Kebersihan:
Jaga kebersihan tempat budidaya agar jamur terhindar dari kontaminasi jamur lain atau bakteri yang dapat merusak hasil panen.
Anda dapat memanfaatkan ruangan kosong, seperti gudang atau ruangan di sekitar rumah yang tidak digunakan, sebagai tempat budidaya.
2. Media Tanam
Media tanam adalah faktor penting dalam budidaya jamur tiram. Media yang umum digunakan adalah campuran serbuk kayu, bekatul, kapur, dan air. Proses pembuatan media tanam terdiri dari beberapa tahap:
- Pemilihan Serbuk Kayu:
 Gunakan serbuk kayu dari pohon keras yang tidak mengandung zat kimia beracun.
- Pencampuran Bahan:
Campur serbuk kayu, bekatul, dan kapur dengan perbandingan tertentu. Umumnya, campuran terdiri dari 100 kg serbuk kayu, 10 kg bekatul, dan 2 kg kapur. Tambahkan air hingga media terasa lembab namun tidak terlalu basah.
- Sterilisasi Media:
Media yang sudah dicampur kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang disebut baglog. Baglog ini harus disterilisasi untuk membunuh bakteri atau jamur lain yang bisa mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara dikukus selama 6-8 jam.
3. Pemilihan Bibit Jamur
Pilih bibit jamur tiram berkualitas yang berasal dari sumber terpercaya. Bibit jamur yang baik akan menghasilkan jamur yang lebih cepat tumbuh, sehat, dan memiliki hasil panen yang banyak.
Bibit biasanya tersedia di toko-toko pertanian atau melalui petani jamur berpengalaman.
Bibit jamur tiram biasanya dibeli dalam bentuk grain spawn, yaitu bibit yang sudah ditanam pada media serbuk gergaji atau biji-bijian yang steril.
4. Inokulasi dan Inkubasi
Setelah media tanam selesai disterilisasi dan didinginkan, langkah selanjutnya adalah proses inokulasi, yaitu memasukkan bibit ke dalam baglog.
Proses ini harus dilakukan di ruangan yang steril untuk menghindari kontaminasi.
Setelah inokulasi, baglog kemudian diletakkan di ruangan inkubasi. Pada tahap inkubasi, baglog dibiarkan selama 2-3 minggu hingga miselium (benang-benang jamur) tumbuh dan memenuhi seluruh permukaan media.
Ruangan inkubasi harus dijaga pada suhu 22-28 derajat Celsius dengan kelembapan yang tinggi.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Setelah masa inkubasi selesai dan miselium tumbuh sempurna, langkah selanjutnya adalah membuka mulut baglog dan meletakkannya di rak-rak budidaya dengan posisi berdiri. Pada tahap ini, jamur tiram akan mulai tumbuh dan membutuhkan perawatan seperti:
- Penyiraman:
Semprotkan air ke ruangan budidaya untuk menjaga kelembapan. Jangan menyiram langsung ke jamur karena bisa merusak pertumbuhan jamur.
- Pengaturan Suhu dan Kelembapan:
Pastikan suhu tetap stabil pada 22-28 derajat Celsius dan kelembapan ruangan di atas 80%.
- Pembersihan:Â
Jaga kebersihan ruangan budidaya dan baglog dari serangga atau hama lainnya.
6. Pemanenan
Jamur tiram bisa dipanen setelah 30-40 hari setelah inokulasi. Jamur yang siap dipanen memiliki ukuran tubuh yang besar, tudung yang lebar, dan berwarna putih bersih.
Pemanenan dilakukan dengan cara memutar bagian pangkal jamur secara hati-hati agar tidak merusak baglog.
Setelah panen pertama, baglog masih bisa menghasilkan 3-4 kali panen lagi, tergantung dari kualitas media tanam dan perawatannya.
7. Pemasaran
Setelah panen, langkah terakhir adalah memasarkan jamur tiram. Anda bisa menjual jamur dalam bentuk segar atau mengolahnya menjadi berbagai produk seperti keripik jamur, sate jamur, atau abon jamur.
Pemasaran bisa dilakukan melalui pasar tradisional, supermarket, atau bahkan secara online melalui media sosial dan marketplace.
Budidaya jamur tiram adalah peluang bisnis yang menjanjikan dan cocok untuk pemula. Dengan mengikuti panduan ini, Anda bisa memulai usaha budidaya jamur tiram dengan modal yang terjangkau dan risiko yang minim.
Kunci suksesnya adalah menjaga kebersihan, memperhatikan suhu dan kelembapan, serta memilih bibit yang berkualitas. Jika dilakukan dengan baik, budidaya jamur tiram dapat memberikan hasil yang menguntungkan dalam waktu singkat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI