Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Megalophobia, Ketakutan Terhadap Objek Berukuran Besar

26 Agustus 2024   09:39 Diperbarui: 26 Agustus 2024   09:40 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang dengan gangguan Megalophobia (Sumber Dokpri/kreasi AI)

Megalophobia adalah jenis fobia spesifik di mana seseorang mengalami ketakutan yang intens dan tidak masuk akal terhadap objek atau struktur yang berukuran besar. 

Meskipun tidak begitu umum dikenal seperti arachnophobia (takut terhadap laba-laba) atau claustrophobia (takut terhadap ruang sempit), megalophobia dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari penderitanya.

Apa Itu Megalophobia?

Megalophobia berasal dari kata "megalo" yang berarti besar, dan "phobia" yang berarti ketakutan. Seseorang dengan megalophobia mungkin merasa sangat cemas, takut, atau bahkan panik saat berada di dekat objek-objek besar seperti gedung pencakar langit, patung raksasa, gunung, kapal besar, atau bahkan hewan besar. 

Ketakutan ini bisa muncul hanya dengan melihat gambar atau video dari objek tersebut, atau saat berada di lingkungan nyata.

Megalophobia tidak hanya terbatas pada objek buatan manusia seperti bangunan atau kendaraan besar, tetapi juga bisa mencakup elemen alam seperti lautan luas, pegunungan, atau pohon besar. 

Bagi penderita, objek-objek ini bisa tampak mengancam atau mendominasi, sehingga mereka merasa sangat tidak nyaman dan terancam.

Gejala Megalophobia

Gejala megalophobia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan fobia tersebut. Beberapa gejala yang sering muncul meliputi:

1. Kecemasan Berlebih

Perasaan cemas yang ekstrem saat melihat atau berada di dekat objek besar. Kecemasan ini bisa memicu serangan panik.

2. Detak Jantung yang Cepat

Jantung berdebar lebih cepat dari biasanya saat menghadapi objek yang memicu fobia.

3. Berkeringat

Penderita mungkin merasa berkeringat berlebihan, terutama di tangan atau dahi.

4. Kesulitan Bernapas

Penderita bisa mengalami kesulitan bernapas atau merasa seperti tercekik saat berada di dekat objek besar.

5. Gemetar atau Tremor

Tubuh mungkin mulai gemetar sebagai respons terhadap ketakutan.

6. Mual atau Pusing

Beberapa orang mungkin merasa mual atau pusing saat dihadapkan pada objek besar.

7. Keinginan untuk Lari atau Menghindar

Penderita biasanya memiliki dorongan kuat untuk segera meninggalkan tempat atau situasi yang memicu fobia.

Penyebab Megalophobia

Penyebab pasti megalophobia belum sepenuhnya dipahami, namun seperti fobia lainnya, ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan fobia ini:

1. Pengalaman Traumatis

Pengalaman buruk atau traumatis yang melibatkan objek besar pada masa lalu bisa menjadi pemicu utama. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami kecelakaan dengan kendaraan besar atau tersesat di gedung besar mungkin mengembangkan ketakutan terhadap objek serupa.

2. Faktor Genetik dan Lingkungan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fobia bisa diwariskan secara genetik. Selain itu, pola asuh dan lingkungan di mana seseorang dibesarkan juga dapat mempengaruhi perkembangan fobia ini.

3. Kondisi Psikologis 

Orang dengan gangguan kecemasan atau kondisi psikologis lainnya mungkin lebih rentan mengembangkan fobia spesifik seperti megalophobia.

Dampak Megalophobia pada Kehidupan Sehari-hari

Megalophobia dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya. 

Misalnya, seseorang mungkin menghindari bepergian ke kota-kota besar yang penuh dengan gedung pencakar langit, atau mereka mungkin merasa tidak nyaman berada di pantai karena takut melihat lautan luas. 

Dalam kasus yang parah, fobia ini bisa membatasi aktivitas sosial, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari secara keseluruhan.

Penanganan dan Pengobatan Megalophobia

Megalophobia, seperti fobia lainnya, dapat diatasi dengan beberapa metode terapi yang efektif. Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan:

1. Terapi Paparan (Exposure Therapy)

Terapi ini melibatkan penderita secara perlahan-lahan dihadapkan pada objek besar yang mereka takuti dalam lingkungan yang terkendali dan aman. 

Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa takut seiring berjalannya waktu.

2. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) 

Terapi ini membantu penderita mengenali dan mengubah pola pikir yang tidak rasional terkait objek besar, serta mengembangkan strategi untuk mengelola kecemasan.

3. Teknik Relaksasi 

Teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, dan relaksasi otot progresif dapat membantu penderita mengendalikan gejala fisik saat berhadapan dengan objek besar.

4. Obat-obatan 

Dalam beberapa kasus, obat-obatan anti-kecemasan atau antidepresan mungkin diresepkan untuk membantu mengurangi gejala kecemasan yang parah.

Megalophobia adalah fobia spesifik yang menyebabkan ketakutan berlebihan terhadap objek-objek besar. 

Meskipun jarang dibicarakan, fobia ini dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan penderitanya. 

Namun, dengan terapi yang tepat dan dukungan yang memadai, megalophobia dapat dikelola dan bahkan diatasi, memungkinkan penderita untuk hidup lebih nyaman dan bebas dari ketakutan yang tidak rasional.

Bahan Rujukan:

1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). American Psychiatric Publishing.

2. Smith, Melinda, et al. (2022). "Phobias and Irrational Fears." HelpGuide.org. Diakses dari [HelpGuide.org](https://www.helpguide.org/articles/anxiety/phobias-and-irrational-fears.htm).

3. National Institute of Mental Health. (2020). "Specific Phobias." Diakses dari [NIMH.gov](https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders).

4. McKay, D., Abramowitz, J. S., & Storch, E. A.(2017). Treatment Plans and Interventions for Obsessive-Compulsive and Related Disorders. The Guilford Press.

5. Cherry, Kendra.(2021). "Understanding Megalophobia: Symptoms, Causes, and Treatment." Verywell Mind. Diakses dari [Verywell Mind](https://www.verywellmind.com).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun