Masih ingat waktu itu di Tahun 2019 saya mendapatkan undangan tiket nonton dari teman saya seorang Banser (Barisan Serbaguna) NU Kota Tasikmalaya.
Kebetulan waktu itu teman teman Banser mengadakan acara nobar atau nonton bareng sebuah film yang berjudul Bumi itu Bulat, dengan mengundang berbagai komunitas, dan ormas kepemudaan di Kota Tasikmalaya
Sedikit dalam tulisan ini saya sedikit menjelaskan resensi dari film Bumi Itu Bulat yang sangat bagus untuk ditonton terutama oleh generasi muda penerus bangsa terkait pentingnya toleransi
Bumi itu Bulat merupakan film  yang menggarisbawahi tentang pentingnya rasa saling peduli dan sikap bertoleransi antar umat beragama.Â
Kehadiran film ini diharapkan mampu menyebarkan pesan positif melalui kisah persahabatan anak muda yang memiliki latar belakang berbeda
Film garapan Ron Widodo hasil kerjasama Inspira Picture dan Gerakan Pemuda Anshar tersebut menceritakan tentang Rahabi yang diperankan oleh Rayn Wijaya, yang memiliki grup music bernama Rujak Acapella, yang personilnya terdiri dari Hitu, muslim ambon yang bercita cita jadi Banser, Markus, seorang keturunan Tionghoa Kristen, Sayid, seorang muslim Muhammadiyah asal minang dan Tiara, gadis berhijab yang menyukai Rahabi.
Ayah Rahabi, Syamsul yang diperankan Mathias Muchus bekerja di Organisasi Milisi Islam yang dikenal sebagai Banser.
 Dia menghabiskan banyak waktu di organisasi sehingga jarang bertemu dengan keluarga.Â
Akhirnya Rahabi mengambil alih tanggungjawab untuk membiayai adik perempuannya, Rara, yang diperankan Tissa Bianidengan berusaha merilis album dan akhirnya berkat kegigihan tim nya album tersebut berhasil meledak dan sukses
Cerita awal kesuksesannya adalah ketika Aldi yang diperankan Arie Kriting, seorang produser music, menawarkan rekaman kepada mereka asalkan ada Aisha yang diperankan Febby Rastanty
Siapakah Aisha?, Aisha adalah mantan penyanyi yang keluar karena sudah berhijrah. Namun demi mewujudkan harapannya, Rahabi pun rela melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Aisha, mulai dari mewawancarai Farah, dosen yang dipecat karena dituduh menyebarkan paham kebencian hingga masuk dalam organisasi radikal
Awalnya Rahabi merasa tidak ada yang berbahaya dengan Aisha, hingga keluarga dan keempat sahabat mencurigainya ikut terlibat dalam paham radikal. Kini Rahabi harus bisa mengambil sikap tegas meski itu artinya dia harus mempertaruhkan impiannya
Aisha digambarkan di film Bumi itu Bulat memiliki pandangan yang berbeda tentang Islam dengan teman-teman sebayanya.Â
Aisha juga mengajak Rahabi untuk berhijrah dengannya. Namun Rahabi menolaknya. Menurut Rahabi apa yang disampaikannya memang tidak salah, hanya saja perbedaan pandangan bukan alasan untuk saling bermusuhan
Fenomena  yang terjadi antara Rahabi dan Aisha banyak ditemui dikalangan anak muda saat ini sehingga acapkali meningkatkan nilai-nilai intoleran.
Film Bumi itu Bulat mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan yang ada seharusnya dijadikan kekuatan untuk sama-sama membangun Indonesia.Â
Dan mengajarkan bahwa seharusnya perbedaan bukan alasan untuk saling membenci dan menciptakan ruang ruang konplik
Film Bumi itu Bulat menurut saya perlu ditonton kembali apalagi menjelang tahun politik pada tahun 2024.Â
Dimana biasanya politik identitas dikhawatirkan akan menjadi bahan gorengan kembali.Â
Sehingga dengan adanya pelajaran yang ada di film tersebut dapat membawa terutama generasi muda untuk tidak terpengaruh dengan politik identitas yang hanya akan memecah belah persatuan
Dari film ini kita belajar bahwa perbedaan pilihan politik boleh, tapi tidak harus dibawa dalam fanatisme buta yang sesa'at.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H