Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bank Sampah Cilembu, Kisah Tantangan Jadi Pendapatan

27 Februari 2023   07:46 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:02 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah sampai saat ini merupakan masalah yang sangat komplek di Indonesia. Hal ini dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhinya.

 Diantaranya Jumlah penduduk, urabanisasi, hingga tingkat konsumsi. Dan yang paling penting adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak buruk sampah. Padahal sampah juga kalau dikelola dengan baik ada nilai ekonomisnya


Berdasarkan data dari The World Counts 2023, seperti dikutip dari laman International Association for Public Participation (IAP2) Indonesia, mencatat setiap tahun terdapat 2,12 milliar ton sampah yang terdiri dari 50 jenis sampah dan sebagian besar hampir 99% berasal dari barang yang kita beli yang dibuang ke tempat sampah setelah 6 bulan pemakaian


Sementara itu data dari Bank Dunia, menunjukan bahwa per hari, setiap orang menghasilkan sampah hingga rata-rata 0,74 kilogram. Dan diperkirakan 1,3 milliar ton sampah plastic akan memenuhi bumi pada tahun 2040, baik di daratan maupun di lautan (Widyaningrum,2020)


Berbagai Negara tengah melakukan upaya upaya untuk mennangani permasalahan sampah ini. Salahsatu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat. 

Adanya peran serta masyarakat menjadi penting mengingat permasalahan sampah memiliki kompleksitas yang tinggi. Dalam beberapa penelitian, pelibatan masyarakat dalam masalah sampah ini menjadi domain kunci suksesnya pengelolaan sampah


Seperti yang dilakukan Herisdiana, salahsatu Warga  yang tinggal di Kampung Cilembu RW 03 Desa Cikunten Singaparna Tasikmalaya, yang telah mempelopori berdirinya bank sampah di daerahnya


Seperti dituturkan Heris, awal pendirian bank sampah dikarenakan adanya keresahan beberapa anggota masyarakat Cilembu yang prihatin melihat budaya masyarakat yang terbiasa membuang sampah ke sungai tiap harinya. Hal ini sudah dilakukan selama bertahun tahun


Heris yang merupakan bendahara RT tidak mau kemudian permasalahan ini terus berlarut tanpa pemecahan. Selanjutnya bersama ketua RT mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga yang peduli terkait masalah kebersihan lingkungan, untuk membahas seputar solusi menghadapi sampah tersebut


Selanjutnya, Ayah dua orang anak ini kemudian mendapat informasi bahwa di salahsatu daerah di Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya terdapat Bank sampah induk yang mengelola sampah. 

Tidak lama kemudian bersama beberapa warga masyarakat dan tokoh warga berkunjung ke bank sampah tersebut untuk belajar mengelola dan memanfaatkan sampah


Setelah study banding, kemudian tokoh Ahmadiyah yang kini menjabat sebagai ketua DPD JAI Tasikmalaya tersebut berembuk dan bermusyawarah dengan beberapa tokoh warga dan kemudian ditindaklanjuti dengan membuat kepengurusan dan sepakat untuk mendirikan bank sampah dan membentuk kepengurusan. Bank sampah tersebut dinamai Bank sampah Cilembu RW 03 yang didirikan tepatnya 10 September 2022


Kini setelah 6 bulan berjalan Bank Sampah Cilembu sudah memiliki bangunan tempat prosesi penampungan dan pemilahan sampah, dan sudah memiliki anggota 100 lebih nasabah aktif. 

Kini setiap Jumat warga mendatangi bank sampah Cilembu untuk menyetor sampah dan kemudian menilah sesuai jenisnya

Menurut suami dari Susan Andriani ini bank sampahnya kini mempunyai program unggulan yaitu masyarakat dimudahkan membayar pajak PBB dengan  sampah, memudahkan pembayaran listrik, dan pembelian pulsa


Dan kini selain masyarakat punya tambahan penghasilan, lingkungan pun menjadi bersih, sungai tetap  terjaga kebersihannya. Heris berharap program pemberdayaan masyarakat terkait menjaga lingkungan dengan mengolah dan memillah sampah menjadi nilai ekonomis tersebut bisa menular ke daerah lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun