Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Serial Killer" dalam Prespektif Psikolog dan Kriminolog

21 Januari 2023   09:40 Diperbarui: 21 Januari 2023   09:52 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang Psikopat (gambar: Pixabay)

Kisah Serial Killer

Baru baru ini sedang viral di media terkait berita pembunuhan berantai yang menewaskan 5 anggota keluarga di daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi Jawa Barat, Kamis (12/1/2023) 

Seperti dikutip dari Kompas.com, Ternyata pembunuhan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian adalah merupakan bagian dari pembunuhan berantai atau Serial Killer

Korban pembunuhan adalah lima anggota keluarga yang awalnya ditemukan tergeletak lemas di sebuah rumah kontrakan di daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi Jawa Barat.

Awalnya masyarakat menduga kasus kematian tersebut adalah akibat keracunan makanan. Namun setelah seminggu diselidiki pihak berwajib, ternyata merupakan kasus pembunuhan dengan metode meracun.

Lima Anggota keluarga yang diracun tersebut adalah, Ai Maemunah (40), NR (5), Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34).

Mirisnya, antara korban dan pelaku, masih memiliki kekerabatan. Yaitu istri dan kedua anaknya sendiri. Kejadian ini pun telah mengungkap kejahatan mereka yang lain yang telah dilakukan dan disimpan bertahun tahun.

Kini ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka , mereka adalah Wowon Erawan alias Aki, dibantu Solihin alias Dulah, dan Muhammad Dede Solehudin.

Polisi pun terus melakukan penyelidikan, dan hasil dari perkembangan penyelidikan, para pelaku tega meracuni keluarganya, karena para korban mengetahui tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku sebelumnya

Kekhawatiran para pelaku adalah tak ingin istri dan anaknya kelak akan membuka rahasia pembunuhan dan penipuan yang telah dilakukannya. Maka ketiga pelaku dengan tega tanpa perasaan rela menghabisi nyawa keluarganya sendiri.

Penelusuran pun dikembangkan, ternyata aparat menemukan ada empat korban lainnya yang juga dibunuh oleh Wowon dkk.

Sehingga berdasarkan penyelidikan sementara, korban pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon dkk berjumlah 9 orang. Yaitu 3 korban di Bekasi, 4 di Cianjur, 1 di Garut, dan 1 korban masih dalam proses pencarian 

Cara Wowon dkk melakukan Penipuan 

Wowon mengaku kepada para korbannya adalah  seorang yang mempunyai kelebihan supranatural, yaitu bisa membuat seseorang menjadi  sukses dan bisa mendatangkan kekayaan. Alhasil  para korbanpun tertarik, dan memberikan apa yang dimintainya. Diantaranya adalah sejumlah uang mahar.

Namun lama kelamaan korban merasa tidak ada perubahan didalam hidupnya, lalu mendatangi Wowon untuk meminta pertanggungjawaban.

Wowon dkk pun akhirnya membuat strategi dan rencana sadisnya, yaitu dengan cara menghabisi korbannya.

Kepribadian Wowon di mata istri dan tetangga

Wowon Irawan diketahui memiliki enam istri, dari enam istri 2 diantaranya  dibunuh Wowon yaitu Siti Maemunah dan Wiwin

Namun demikian sedikit pun warga sekitar tidak ada yang curiga terhadap penyimpangan kepribadian Wowon. Menurut warga, seperti dituturkan salah-seorang tetangganya Yuyun Mulyani (62),  kesehariannya Wowon merupakan sosok yang ramah dan baik, dia juga dikenal sosok yang rajin, dan biasa memperbaiki rumahnya sendiri. Dan kesehariannya Wowon Bekerja di penggilingan beras. Dan terkadang Wowon suka hadir dalam kegiatan keagamaan seperti menghadiri tahlilan.

Begitu pun dengan pengakuan salah satu istri Wowon Iis Suryati (42), seperti dikutip kompas.com,  kesehariannya biasa saja tidak ada yang aneh. Wowon menikah dengan Iis sejak 2005, dan telah dikaruniai dua orang anak.

"Serial Killer" dalam Kacamata Psikologi

Dari beberapa penyelidikan kepolisian dan seperti diberitakan di beberapa media, sosok Wowon sebenarnya tidak ada yang aneh, orangnya ramah, baik, bergaul dengan warga sekitar.

Tapi tak disangka dibalik sosoknya yang ramah, dia menyembunyikan sikapnya sebagai pembunuh berantai, Dia dibantu ketiga rekannya berhasil membunuh korbannya, dan untuk menutupi kejahatannya yang telah melakukan penipuan dengan modus mengaku sebagai orang yang memiliki supranatural yaitu bisa membuat seseorang menjadi sukses dan mendatangkan kekayaan dan bisa melakukan penggandaan uang

Namun apabila dikaitkan dengan Ilmu psikologi sosoknya Seperti seorang Psikopat. Seperti dikutip dari laman hellosehat, psikopat adalah gangguan mental yang ditandai dengan kurangnya empati dan kontrol perilaku yg buruk, sehingga penderitanya memiliki perilaku antisosial dan cenderung melakukan tindak kriminal dan kekerasan seperti melakukan pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya 

Menurut para ahli psikologi, psikofat merupakan bagian dari gangguan kepribadian antisosial (Antisosial Personaity Disorder /APD). Beberapa ahli menilai psyco dan APD mempunyai pengertian yang sama, namun sebagian nya menilai Psikopat merupakan bentuk dari APD yang parah

Seorang psyco diantaranya mempunyai sikap mental tidak peduli dengan kepribadian orang lain, melakukan sesuatu yang tidak bermoral, seperti berbohong, tindakan kriminal baik kepada orang lain ataupun keluarganya, bahkan tanpa penyesalan dan rasa bersalah. Psikopat nampak seperti orang yang normal, bahkan seringkali menunjukan kepribadian yang hangat dan mempesona

Pandangan Kriminolog

Yesmil Anwar kriminolog dari Universitas Padjadjaran Bandung, seperti dilansir dari Kompas.com mengatakan, saat ini Indonesia telah mengalami peningkatan kejahatan baik secara kuantitas dan kualitas 

Yesmil juga menilai kasus ini tidak terlepas dari dampak perubahan sosial yang terjadi saat ini, termasuk perkembangan dunia maya. Akibatnya terjadi pergeseran nilai yang tadinya prilaku dulu ditabukan saat ini tidak lagi ditabukan.

Faktor lainnya adalah tidak lepas dari situasi politik, sosial, ekonomi. Selain itu juga masalah penegakan hukum yang dinilai kurang profesional dan kurangnya sumber daya dan fasilitas kepolisian yang masih jauh dari kata memadai, walaupun saat ini Indonesia sudah mempunyai undang-undang yang mengatur masalah pidana.

Yesmil menjabarkan ada 3 motif yang biasanya memicu seseorang untuk melakukan tindak pidana diantaranya, motif kekuasaan, motif ekonomi, dan motif sosial

Selain itu untuk menghindari semakin maraknya kasus pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya, yesmil menyarankan adanya penambahan pengawasan dari kepolisian. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pentingnya peran serta tokoh masyarakat dan agama untuk terus melakukan upaya upaya sosialisasi pencegahan karena dinilai bisa membawa pengaruh di masyarakat.

Akhir kata dari uraian ini semoga saja kita lebih bisa meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan buruk dari dampak kejahatan yang mana susah untuk diduga. Karena kejahatan bukan saja bisa datang dari orang lain yang tidak mengenal kita, bahkan bisa datang dari orang terdekat kita. Wallahu Alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun