Beberapa minggu ini telah muncul berita di media dimana sudah berkembang cluster baru penyebaran Covid 19 melalui Pondok Pesantren di beberapa daerah di Indonesia.
Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan kita semua. Disisi lain Pondok Pesantren adalah salahsatu lembaga pendidikan yg sangat strategis dalam membangun sumberdaya manusia guna mempercepat pembangunan di Indonesia.
Tapi dilain pihak ketika situasi dan kondisi di masa pandemi covid 19 ini mengharuskan semua kalangan baik pemerintah dan masyarakat untuk bahu membahu mencegah penularan corona virus ini.
Tentunya ini membutuhkan kerjasama yang baik dan pengertian dari seluruh elemen masyarakat. Tentunya kita tidak mau niat baik yang kita lakukan justru akan berakibat buruk bagi jiwa masyarakat
Seperti diberitakan kompas.com (24/9) Menurut Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, menyatakan sebanyak 20 pondok pesantren terkena wabah covid 19. Sedangkan angka penyebarannya yang terbanyak  terjadi di pondok pesantren di daerah Kabupaten Banyumas , yakni sebanyak 622 santri.
Beberapa upaya yang telah dilakukan
Untuk mencegah penyebaran cluster baru ini beberapa daerah telah melakukan upaya upaya pencegahan.
Di Kabupaten Banyumas menurut Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono akan menyelenggarakan tes swab namun pada akhirnya atas kordinasi dengan Forum Komunikasi  Pondok Pesantren dan pihak terkait hanya dilakukan screening kesehatan bagi santri yg mempunyai gejala (Kompas.com, 28/9)
Pemerintahan Kota Surabaya setelah gencar melakukan tes swab di berbagai fasilitas publik, telah melakukan tes swab di beberapa lingkungan pondok pesantren di Surabaya. Hal ini disampaikan oleh wakil Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Irvan  Widyanto. Menurutnya tes Swab ini penting dilakukan di pondok pesantren terutama ponpes yang santrinya sudah kembali mondok.(Kompas.com 26/9)
Sementara itu di kota yang dikenal julukan kota santri Tasikmalaya telah ditemukan 12 orang terkonfirmasi Covid 19 hasil swab dari cluster pendidikan pesantren
Cluster pendidikan pesantren di Kota Tasikmalaya ini menimpa para para murid dan pengajar di salahsatu pondok pesantren terpadu di wilayah setempat yang sempat melakukan belajar tatap muka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan sebanyak 12 orang yang telah terkonfirmasi covid 19 hasil tes swab langsung dijemput petugas untuk dirawat diruang isolasi RSUD Soekarjo Kota Tasikmalaya. (Kompas.com, 25/9)
Pemerintah harus secepatnya bertindak
Adanya Cluster baru yang terjadi di pondok pesantren yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia mengharuskan pemerintah mengambil langkah cepat untuk penanganannya
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid 19 secara masif. Apalagi keadaan pondok pesantren di Indonesia yang pertumbuhannya sangat signifikan ini harus terjaga dan terhindar dari pandemi Covid 19 ini mengingat pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat berperan banyak dalam pembangunan sumber daya manusia
Yang telah diketahui positif hasil swab hanya beberapa pesantren sedangkan jumlah pesantren yg telah kembali melakukan pengajaran tatap muka sangat banyak.
Ini dikhawatirkan masih ada kemungkinan pertumbuhan penularan kalau tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
Jadi pemerintah baik pusat dan daerah harus berkordinasi dengan steak holder setempat dan berkordinasi dengan lembaga terkait untuk mencari solusi yang terbaik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H