Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bermakna Dalam, Pepatah Orang Tua Minang tentang Hidup di Perantauan

26 Juni 2021   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2021   16:53 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merantau ( source : netralnews.com)

Di dalam dunia silat Minangkabau, pepatah ini dijadikan pegangan bagi orang yang belajar silat bahwa silat bukan kekuatan yang harus disombongkan tetapi sebagai sebuah keterampilan seni dalam kreatifitas gerak. Untuk informasi aja, jika silat tradisional Minangkabau ini adalah tradisi lisan yang disertai dengan gerakan dan peralatan. 

Para pendahulu mengaitkan silat dengan nilai kemanusiaan yaitu 'silat-urrahim' karena silat adalah kesenian yang diwariskan dengan proses belajar yang menuntut kesungguhan, kesabaran, keterampilan fisik dan akal, serta kematanga jiwa. 

Jadi sebagai perantau harus diutamakan silaturrahim kepada manusia sehingga bisa membentuk hubungan pertemanan bahkan persaudaraan yang hakiki baik dunia maupun akhirat.

Tiado Rotan Akapun Jadi, Tiado Kayu Janjang Dikapiang

Pepatah ini mengajarkan kepada perantau untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada. Karena peluang tidak datang berkali-kali. Merantau bukan hanya sekedar mencari penghidupan yang layak tetapi juga sebagai tempat dalam mencari ilmu baru yang suatu saat bisa dibawa kembali ke kampung dan diajarkan sehinggan bisa membantu orang di kampung. 

Dibukak Buhua Deta Datuak, Disamek Kain Saluak Timbo. Kok Gapuak Lamak Tak Dibuang, Dek Pandai Alam Santoso

Para perantau harus pandai dalam pertemanan, jangan menciptakan kemudaratan yang berakibat pada diri perantau. Kebijaksanaan adalah kunci terciptanya keamanan dan kenyaman orang sekitar. Jadilah pribadi yang nggak pelit senyum, ramah, pandai bergaul, dan luaskan pergaulan.

Bajalan Paliharo Kaki, Bakato Paliharo Lidah

Pepatah ini dipesankan kepada semua orang, dalam hidup jika kita mengambil langkah yang salah dan perkataan yang ceroboh akan mendatangkan kesusahan untuk diri kita sendiri, malah bisa menimbulkan perselisihan.

 Pergaulan Minang mengajarkan kita untuk mendahulukan baso jo basi atau sopan santun. Pertimbangkan segala perbuatan dan perkataan kita sebelum diberikan kepada orang lain, rasakan apakah itu dapat menyinggungnya atau tidak. Jika kita melakukan kesalahan maka bertanggung jawablah atas apa yang telah kita lakukan. 

Lauik Sati, Rantau Batuah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun