Buktinya banyak seniman, penyayi, atlet yang dulunya bukan peringkat pertama dikelas namun sukses dalam kehidupan karirnya. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kesuksesan seseorang tidak dapat dilihat dari kemampuan intelektual saja.
Akan tetapi, mereka yang sukses dalam bidang ini tidak hanya menggunakan fisik dan keterampilannya, mereka juga harus memiliki pengetahuan agar dapat mengembangkan dirinya, dapat mengalisis keadaan, memahami dan mengevaluasi dirinya sendiri lalu dapat menerapkannya pengetahuan tersebut kepada dirinya dan dapat mengembangkannya hingga menjadi suatu hal yang dapat menjadi panutan oleh orang lain. Oleh sebab itu aspek psikomotorik tidaklah terlepas dari aspek kognitif itu sendiri.
Bila anak yang memiliki kelebihan pada aspek psikomotorik ini hanya diajarkan untuk menggunakan fisiknya maka anak didik tak akan mampu mengembangkan bakatnya secara maksimal. Berlatih dengan giat saja tidaklah cukup, tetapi anak didik juga harus memiliki pengetahuan agar dapat mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman.
Idealnya Indonesia harus memiliki lembaga-lembaga pengajar yang sadar betul dengan hal-hal ini, mereka harus dapat menyeimbangkan pendidikan intelektual, pengarahan bakat dan pembentukan karakter siswanya.
Mereka seharusnya tidak hanya menekankan satu bidang tertentu sebagai acuan standart kecerdasan anak. Bukan hanya juara kelas yang akan menjadi orang yang sukses. Tetapi semua berhak menjadi sukses dan menggapai cita-citanya.
Tanpa diskriminasi bahwa anak yang tidak pandai di  beberapa  mata pelajaran merupakan anak yang tidak pintar. Mereka memiliki kepandaian dibidangnya masing-masing.
Tenaga pengajar juga tidak boleh membanding-bandingkan dan pilih kasih antar sesama anak didiknya karena itu akan memberikan kesan menghakimi si anak yang dianggap kurang pintar tersebut dan dapat mengganggu emosional anak tersebut.
Sekarang sudah banyak sekolah-sekolah yang mulai memberikan pelajaran sesuai karakteristik siswanya. Bila berhasil terlaksanakan dengan baik maka sejahterahlah negara ini dengan anak bangsa yang beradab dan dapat membangun negara ini dengan nilai-nilai norma dan etika yang baik.
Walau mendidik anak sesuai  karakter tak semudah membalikkan telapak tangan akan tetapi hal ini harus tetap dijalankan agar tumbuhnya generasi-generasi bangsa yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H